Di masa seperti sekarang, di mana era digital memudahkan banyak hal, ada berbagai hal positif yang bisa kita dapatkan dengan mudah. Salah satunya di soal pengasuhan anak, saya sebagai ibu millenial jadi dapat banyak alternatif agar bisa mendidik anak sesuai tumbuh kembangnya. Tentunya pendidikan ini juga disesuaikan dengan perubahan zaman yang ada, dimana tidak lagi kaku dan terkesan otoriter. Di zaman serba internet ini, orang tua harus bisa jadi 'teman' agar anak menjadi nyaman dan semakin dekat dengan orang tuanya.
Kedekatan antara ibu dan anak biasa disebut bonding. Nah untuk bonding time yang optimal ternyata tidak hanya dilakukan saat anak masih bayi saja loh. Bahkan bonding time haruslah dilakukan setiap saat hingga anak dewasa nanti. Bonding menjadi rutinitas istimewa, sehingga ibu jadi sosok spesial dan melekat di hati sang buah cinta. Pun ibu juga bisa merasakan bahwa anak ialah amanah yang berharga sehingga sudah sewajarnya memberikan yang terbaik di setiap langkahnya.
Selain membacakan buku cerita, salah satu kegiatan yang bisa dilakukan ibu dan anak untuk bonding time adalah menyanyi. Saya dan Azril, anak pertama saya, suka sekali menyanyi bersama. Hal ini sudah dilakukan bahkan sejak Azril masih dalam kandungan. Dulu sih selalu sholawatan, mendendangkan pujian untuk Yang Maha Esa. Setelah Azril lahir ke dunia, yang saya nyanyikan ditambah dengan aneka lagu-lagu anak baik bahasa Indonesia dan bahasa asing untuk menambah kosa katanya.
Manfaat Menyanyi bagi Anak
Sebenarnya tidak ada waktu khusus bagi saya dan si anak sulung untuk menyanyi berdua. Menyanyi kami lakukan spontan saja, seperti saat saya yang sedang menyapu rumah sambil mendendangkan lagu, lalu Azril menyimak dan ikut menirukannya. Lagu-lagu yang sering saya nyanyikan memang selalu lagu anak-anak sih, sebab bagi saya lagu inilah lagu teraman, tidak ada kata-kata berkesan vulgar ataupun yang tak sesuai didengar anak. Yah, mengingat anak-anak sekarang tumbuh jadi anak yang kritis dan penuh rasa ingin tahu.
Pernah sekali keceplosan lagu-lagu bernuansa cinta, lalu Azril tanya, "Cemburu itu apa, Bun?"
Saya kaget. Pertanyaan itu dilontarkan oleh anak usia 1.5 tahun, kala itu. Saya kelabakan cari arti kata cemburu dan menemukan jawaban bahwa cemburuan itu rasa kesal karena perhatian terbagi. Syukurlah Azril hanya berkomentar, "Ooo…" Lalu asyik melanjutkan mainnya menyusun balok. Sejak itu saya tidak lagi pernah mendengarkan lagu-lagu untuk orang dewasa, hanya ada lagu-lagu anak dan sholawatan.
Sayangnya sekarang perkembangan dunia musik anak di Indonesia sangat memprihatinkan ya. Anak-anak tidak punya referensi lagu-lagu baru. Saya hanya bisa mengajarkan lagu-lagu klasik seperti Naik Delman, Pelangi, Naik-naik ke Puncak Gunung, Tik tik tik Bunyi Hujan, dan lagu-lagi sejenis yang diajarkan saat saya masuk taman kanak-kanak (TK) dulu. Akhirnya lagunya jadi itu-itu saja, Azril juga jadi agak bosan menyanyikannya berulang-ulang.
Padahal menyanyi itu punya banyak manfaat bagi anak. Anak jadi ada perkembangan di perilaku motorik halus, citra visual, bahasa, dan emosi. Karena menyanyi itu kan melibatkan kinerja otak dimana anak harus mengingat lirik, melafalkan lagu, dan berpikir kapan serta bagaimana memulai nyanyian. Konsentrasi anak jadi terlatih, termasuk meningkatkan imajinasi dan kreativitasnya karena membayangkan apa yang dinyanyikannya.
Anak yang suka menyanyi juga terbukti cara komunikasinya lebih baik. Seperti Azril yang kata orang-orang, tampak lebih ceriwis dibandingkan anak-anak seusianya. Kosa katanya banyak sekali, bahkan dengan nada dan dialek yang terkesan seperti orang dewasa. Tidak ada pelafalan yang dicadelkan, benar-benar tegas dengan pemilihan diksi yang baik.
Memang benar bila menyanyi terkesan jauh lebih mudah dibandingkan berbicara. Mungkin karena irama musik juga menarik perhatian anak sehingga dia memilih untuk bisa mempelajari nyanyian. Anak yang suka menyanyi jadi lebih cepat belajar cara merangkai kata dan suara menjadi satu kalimat yang bermakna. Selain itu, lewat nyanyian juga anak jadi belajar untuk bisa mengekspresikan perasaan, emosi, dan yang tak kalah penting adalah anak jadi mau untuk mendengarkan orang-orang di sekitarnya, yang merupakan bagian penting dari komunikasi.
Selain itu, bentuk komunikasi ini tidak akan jauh dengan munculnya rasa percaya diri. Anak yang suka menyanyi akan tumbuh jadi anak yang berani tampil di muka umum. Ia akan tumbuh jadi sosok yang ekspresif dan tidak akan malu mengungkapkan keinginan serta rasa ingin tahunya. Itulah alasan mengapa Azril yang masih 3.5 tahun sudah berani melafalkan pujian sholawatan menggunakan microphone saat ada pengajian keluarga, beberapa minggu lalu. Bangga, tentu rasa ini yang menyelimuti saya sebagai seorang ibu yang mendampingi setiap langkah tumbuh kembangnya.
Memilih Tayangan Musikal
Kalau semasa saya kecil dulu, di televisi sering ada acara anak-anak yang berisikan lagu-lagu anak dan tayangan apik lainnya. Sayangnya di era kini, hal ini sangat susah ditemui. Mungkin karena kurang komersil, sehingga pihak televisi juga enggan menayangkannya. Kalau 2 tahun lalu sih masih ada, saya masih ingat Azril menyanyi-nyanyi dan berjingkrak depan televisi. Acara itu lalu jarang tayang dan kemudian berujung tidak tayang sama sekali, bahkan pengganti acara yang serupa pun tidak ada.
Alternatif tayangan untuk anak akhirnya beralih ke youtube. Azril suka sekali yang menampilkan lagu-lagu anak, apalagi kalau berbentuk kartun ataupun animasi. Ia betah menontonnya, bahkan sampai menirukan hingga hapal lirik lagunya. Tak hanya menyanyi, tayangan musikal anak juga menyajikan tarian sehingga Azril ikut bergerak sambil mendendangkan lagu.
Saking banyaknya tayangan musikal, Azril sampai gonta-ganti channel untuk menonton yang menarik hatinya. Hingga di pertengahan tahun 2021 ini, Azril menemukan tayangan anak bernama hoala koala yang menurutnya lucu dan menggemaskan. Apalagi memakai bahasa Indonesia sehingga Azril mengerti dan ikut menyanyi saat menontonnya. Tahu sendiri lah untuk tayangan musikal berbentuk animasi, jarang sekali yang memakai bahasa Indonesia karena kebanyakan memang buatan negara asing.
Ternyata karakter musikal yang bernama Hoala & Koala sudah ada sejak akhir tahun 2020. Saya kira masa pandemi begini membuat bangsa kita berhenti berkarya, nyatanya malah tercipta animasi 3 dimensi (3D) yang disukai anak-anak. Bagaimana tidak, karakter ini sama seperti kondisi anak-anak di masa kini yang tumbuh dan berkembang di era digital, dimana mengenal yang namanya gadget dan juga memanfaatkan internet.
Hoala adalah nama anak perempuan yang cantik, aktif dan pintar. Ia punya teman bernama Koala, dengan visual koala si hewan imut menggemaskan. Keduanya merupakan sepasang sahabat yang suka menyanyi, sehingga saat menonton Hoala & Koala, anak pun disuguhi banyak lagu-lagu yang menarik.
Karena Hoala & Koala berbentuk karakter 3D maka dia akan terus jadi karakter anak yang tak akan lekang oleh waktu. Dengan demikian tayangan musikal di Youtube ini akan bisa terus berkontribusi di dunia musik dan terus memberikan tayangan berupa lagu-lagu anak sepanjang masa. Karena banyak memperdengarkan nyanyian, karakter Hoala & Koala tidak akan mengalami perubahan suara sehingga anak-anak akan lebih merasa akrab dan dekat dengan kedua sosok animasi ini.
Azril suka sekali menyimak tiap cerita dan nyanyian dalam Hoala & Koala. Tidak hanya musik yang enak didengar, isi lagu-lagunya juga menyajikan pendidikan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Seperti lagu-lagu untuk anak-anak yang di rumah saja, cara mencuci tangan, kembali bersekolah, dan masih banyak lagi. Yang paling Azril suka itu Lagu anak ketawa Hoala Koala.
Di Lagu anak ketawa Hoala Koala, ada tokoh Ayah dan Ibu juga yang ikut menyanyi loh. Jadi yang nyanyi bukan hanya Hoala & Koala saja. Lalu juga ada episode tayangan dimana Miss Jeruk dan teman-teman lainnya ikut menyanyi. Seru ya? Selain ada berbagai variasi karakter juga ada banyak suara-suara indah yang mendendangkan lagu-lagu yang sarat makna nan menghibur anak-anak.
Lagu-lagu Hoala & Koala sarat makna karena tentang keseharian. Mengajarkan anak soal hal-hal baik dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan di masa pandemi seperti sekarang. Tidak hanya menghibur anak-anak, para orang tua yang menemani anak saat menonton Hoala & Koala juga bakal suka. Terlebih para orang tua juga dapat gambaran soal bagaimana cara berkomunikasi dengan anak-anak secara optimal, sesuai pemilihan kata yang dimengerti anak.
Lagu-lagu yang dihadirkan dalam tayangan musikal animasi Hoala & Koala sangat banyak. Pantas saja, ternyata sudah punya 5 album dan bahkan ada lebih dari 45 lagu anak-anak yang bisa dinikmati. Tidak hanya bisa dilihat dan didengarkan di Youtube, lagu-lagu Hoala & Koala sudah ada di Spotify dan iTunes juga loh. Jadi makin mudah untuk diperdengarkan sehari-hari deh.
Pemilihan Aransemen Lagu dalam Hoala & Koala
Lagu anak-anak memang jarang dilirik para produsen musik. Mungkin karena merasa peminat genre ini sangatlah jarang, maka dalam pembuatannya terkadang asal-asalan. Saya sering melihat dan mendengar di YouTube bagaimana pengemasan musik dan lagu anak-anak dibuat seadanya. Misalnya dengan latar video klip yang sekenanya dan memakai aransemen musik yang itu-itu saja.
Oleh karena adanya penggarapan musik anak-anak di Indonesia yang bak tak pernah mendapat polesan perlakuan istimewa, sebaliknya dengan Hoala & Koala. Tayangan musikal ini digarap serius dan matang, meskipun berupa animasi. Nyata dengan adanya banyak musisi internasional yang punya andil dalam pembuatan aransemen musik Hoala & Koala. Simak saja, di dalam lagu-lagu Hoala & Koala tidak hanya satu genre children pop tapi ada banyak variasi genre lainnya seperti jazz, swing, big band, jpop, hingga etnik. Tidak hanya itu, bahkan pada pemilihan alat-alat musik pun menggunakan alat-alat musik yang tidak pernah digunakan untuk penggarapan lagu anak. Bayangkan saja, dalam penggarapan album-album Hoala & Koala memakai alat-alat musik seperti double bass, saxophone, trombon, klarinet, terompet, cello, harpa, hingga instrumen etnik Indonesia seperti gamelan dan angklung loh.
Coba deh dengarkan sendiri bagaimana musik-musik dalam Hoala & Koala asyik untuk didengar. Bahkan bermenit-menit dalam 1 video tak terasa, lalu berpindah pada video-video Hoala & Koala lainnya. Jelas dengan pemilihan aransemen yang unik ini bisa membuktikan bahwa tak selamanya musik anak-anak itu hanyalah musik sederhana dengan balutan musik yang sederhana pula. Dengan didukung kualitas vokal yang mumpuni dan sebanding dengan musik di luar genre anak-anak, membuat lagu-lagu anak semakin enak didengar bahkan oleh semua kalangan usia.
Semoga dengan hadirnya Hoala & Koala bisa menghidupkan lagi dunia musik anak-anak, ya. Anak-anak juga bisa mendengarkan lagu-lagu yang sesuai dengan usianya. Pun mendapatkan tontonan 'bergizi' yang sesuai dengan kondisi yang ada sekarang, sehingga anak bisa mengerti apa yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembangnya. Semoga juga dengan hadirnya Hoala & Koala juga bisa menaikkan level serta pandangan umum atas lagu anak, sehingga makin banyak kreator musik yang bisa mengembangkan lagu-lagu anak menjadi lebih baik lagi dan kian dinikmati.