Pandemi mengubah banyak hal, termasuk kewaspadaan kita terhadap penyakit. Yang dibombardirkan selama ini ialah tindakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Tapi yang perlu disadari adalah meningkatkan imunitas dan menyadari sesuatu yang dirasakan tak enak di badan. Sehingga dengan begitu jadi bisa mendeteksi dini penyakit lainnya, termasuk dengan mengenali ciri sakit tumor pada otak.
Tumor pada otak, yang lebih nyaman kita sebut tumor otak pada tulisan ini, merupakan
penyakit yang timbul akibat tumbuhnya jaringan tak normal di otak. Tidak seperti pada sinetron yang diceritakan berujung kematian, tumor otak yang jenisnya ada tumor otak bersifat jinak maupun ganas, tidak melulu menyebabkan demikian. Kalau tahu artis Gugun Gondrong yang didiagnosa sakit tumor otak pada 2008, beliau tampak baik meski kemudian dibantu dengan kursi roda. Jadi harapan hidup tentu ada, meski kemudian ada kecacatan karena terjadinya lumpuh pada organ tertentu.
Tumor otak memang bisa menyerang siapa saja, tidak peduli usia dan jenis kelamin. Mulai dari bayi, anak, hingga orang dewasa baik pria maupun wanita bisa terkena tumor otak. Namun sakit ini tidak mendadak, bukan seperti penggambaran --lagi-lagi-- di sinetron yang tiba-tiba sakit kepala hebat, pingsan, masuk rumah sakit lalu dikatakan dokter kena tumor otak. Bukan... bukan seperti itu kronologi penyakit yang satu ini.
Dikatakan kalau munculnya tumor otak bisa berasal dari jaringan otak itu sendiri atau dari kanker pada organ lain yang menyebar sampai ke otak. Nah tumor otak jinak ternyata kemudian juga bisa berkembang menjadi ganas dan terjadilah kanker otak. Sungguh ini penyakit yang patut diwaspadai karena kondisinya memang bisa menjadi lebih berbahaya. Lebih baik mencegah daripada mengobati, karena itulah lebih baik tahu dan mengenal ciri sakit tumor pada otak sehingga kita bisa waspada.
Untuk bagaimana gejala tumor otak, ini berbeda-beda tergantung jenisnya. Ada gejala yang dipengaruhi oleh ukuran, kecepatan pertumbuhan, dan lokasi tumor, bahkan juga seringkali tumor otak yang berukuran kecil tidak menimbulkan gejala. Inilah yang menyebabkan penyakit ini sulit terdeteksi dini. Tapi seiring berkembangnya tumor otak, dapat muncul gejala nyata seperti sakit kepala, gangguan saraf, sampai kejang-kejang.
Gejala lainnya yang bisa jadi ciri sakit tumor pada otak adalah sering mengalami mual muntah tanpa sebab jelas. Penderita --bila perempuan-- dinyatakan tidak sedang dalam kondisi hamil, atau punya keluhan di sistem pencernaan yang menyebabkan mual muntah. Nah anehnya pada gejala tumor otak, mual dan muntah ini muncul terus-menerus bahkan kadang bersamaan dengan sakit kepala hebat yang menyerang. Disamping itu karena kondisi ini, penderita tumor otak bisa merasa lelah letih lesu hingga tidak berenergi untuk melakukan aktivitas.
Nah pada rasa lelah ini bisa juga diikuti dengan gejala lainnya seperti kesulitan mengendalikan ekspresi wajah, menelan, atau tidur. Kondisi diperparah dengan beberapa bagian tubuh yang terasa kebas atau mati rasa. Karena menyerang otak sebagai pengendali syaraf, fungsi keseimbangan dan koordinasi tubuh, maka penderita tumor otak bisa kehilangan keseimbangannya. Akibatnya akan sulit jaga keseimbangan tubuh saat berdiri, berjalan dan akhirnya mudah jatuh saat sedang berdiri atau berjalan. Itulah mengapa kemudian penderita tumor otak dibantu kursi roda.
Penderita tumor otak akan terlihat cirinya dari terjadinya gangguan pada penglihatan dan pendengarannya. Bahkan juga kemampuan kognitif terserang dan mengalami penurunan. Sayangnya kondisi ini terkadang tidak disadari penderita tumor otak, sehingga deteksi dini jadi sedikit terlambat. Padahal sejatinya tanda-tanda timbulnya gangguan kognitif sungguh jelas terlihat.
Ciri sakit tumor pada otak bisa terlihat dari adanya gangguan pada kemampuan kognitif seperti penderita menjadi susah berkonsentrasi, mudah teralihkan, sering merasa kebingungan, dan kesulitan mengerjakan dua aktivitas atau lebih secara bersamaan (multitasking). Padahal usianya masih muda, seharusnya pekerjaan ringan bisa terselesaikan dengan mudah. Namun yang namanya sakit dan ada gangguan pada otak, maka penderita tumor otak juga bisa mengalami gangguan komunikasi seperti sulit berbicara, membaca, atau menulis. Sedih ya.
Menyadari ada yang salah dengan diri ini tak hanya soal bersosialisasi dengan orang lain, tapi juga harus mengerti mana keluhan yang dirasakan tubuh. Merasa ada yang tidak beres, segera periksa ke dokter dengan menyebutkan keluhan yang dirasakan. Jangan sampai penyakit yang diderita sudah kronis lalu baru diberi tindakan. Karena dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium dengan ahlinya, akan diketahui dengan benar penyakit apa yang dialami.
Untuk tumor otak sendiri perlu tindakan media seperti pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dan computerized tomography (CT) scan agar bisa menentukan dimana lokasi sel tumor. Juga dilakukan positron emission tomography (PET) scan untuk mencari sel induk kanker, apabila dicurigai terjadi metastasis sehingga penyebaran penyakit bisa ditanggulangi. Dilakukan juga biopsi otak demi memastikan apakah tumor tergolong jinak atau ganas.
Untuk pengobatan tumor otak, ini memerlukan biaya yang cukup besar. Sebab tumor, terlebih tumor otak, merupakan penyakit berat yang membutuhkan proses pengobatan yang sangat panjang. Biaya dimulai dari konsultasi, pemeriksaan laboratorium, rawat jalan, rawat inap, hingga operasi sebagai bentuk metode pengobatannya. Tak berhenti di situ, setelah terjadi pengangkatan tumor, penderitanya melalui fase pemulihan yang tidak sebentar dengan konsumsi obat yang tidak sebutir dua butir saja.
Beruntungnya mereka yang sudah mempersiapkan diri dari kemungkinan terburuk di masa depan. Penderita tumor otak yang memiliki asuransi kesehatan tentu jadi sangat terbantu. Sebab dengan memiliki asuransi kesehatan, menjalani proses pengobatan akan jauh lebih tenang karena tak terlalu memikirkan soal tagihan biaya perawatan. Asuransi tentu menanggung biaya pengobatan dan rawat inap sehingga jadi lebih berkonsentrasi dalam menjalani proses pemulihan juga meringankan beban keluarga.
Dulu punya teman yang menderita kanker otak, pengobatannya butuh waktu lama, dan sulit ..
BalasHapus