"Terima kasih, Bun. Duriannya sudah diterima," sekilas terbaca pesan Mama yang dikirim via WhatsApp. Saya yang masih menyuapi Zril, belum sempat membalasnya hingga kemudian pesan Mama muncul lagi. "Rasanya enak, Bun!'
Mama memang terbiasa memanggil saya Ibun, agar para balita yakni Zril (anak saya) dan Shasa (anak adik saya) juga memanggil demikian. Beliau mengabari soal paket durian kupas yang saya pesankan dari penjual durian di kota tempat Mama saya tinggal. Ya, saya dan Mama terpisah kota, Saya di Sidoarjo sedangkan Mama di Pasuruan. Durian yang saya pesankan ialah Durian Medan, karena durian kupasnya dalam bentuk frozen food jadi bisa langsung dinikmati.
Kami sekeluarga memang penggemar durian. Tiap awal Januari hingga Februari, ada masa di mana saya, suami saya dan Zril pulang kampung demi menikmati durian. Pasuruan juga memiliki durian khas, Durian Kroto yang rasanya ada sedikit pahitnya. Nah di bulan-bulan lainnya, kami bertiga seperti punya kewajiban beli durian kupas sebulan sekali yang kemudian kami nikmati sambil nonton TV. Durian yang kami pilih ialah Durian Medan.
Katanya sih, meski namanya Durian Medan, tapi durian jenis ini bukan saja hanya didapatkan di Kota Medan. Ternyata sudah ada beberapa wilayah Sumatera Utara yang komoditas utamanya durian, misalnya di Kabupaten Nias, Kabupaten Langkat, Kota Pematang Siantar, Kota Sibolga Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Kabanjahe, masih banyak lagi. Dulu saya sempat mengira Durian Nias yang terenak, ternyata Durian Medan masih jawara di lidah kami. Manisnya pas, dan pastinya lebih mudah ditemukan dibanding Durian Nias.
Kalau soal harga, Durian Medan jauh lebih terjangkau. Saya yang sering menelan ludah saat melihat harga durian montong di supermarket, merasa tertolong dan bahagia sekali mendapatkan sekotak Durian Medan kupas dengan harga sekitar 50 ribu saja. Padahal jikalau beli durian montong khas Thailand, hanya bisa dapat seruas, isi 3-4 biji saja. Bukan sebuah durian yang bulat nan legit.
Kalau daging durian montong alias durian bangkok memang sungguh tebal nan berlemak. Manisnya kami rasanya terlalu manis, sampai rasanya eneg padahal belum habis banyak. Berbeda dengan durian medan yang dominan manis dengan sedikit pahit yang memberikan kesan tersendiri. Rasanya bagi kami, sungguh nagih! Kami yang lebih suka durian kupas karena praktis tanpa takut terluka karena tak perlu membuka kulit durian yang tajam berduri, sampai bisa menghabiskan 2 kotak sekaligus.
Katanya sih rasa durian yang demikian karena durian medan ialah hasil bumi Indonesia. Karena pohon durian medan tumbuh di daerah pedesaan daerah dataran tinggi Sumatera Utara, niscaya buah duriannya aman dikonsumsi karena tanpa rekayasa ilmiah. Tidak ada suntikan pemanis seperti mitos yang beredar untuk buah-buah legit nan manis. Pun durian medan pastinya sudah dipilih mana kualitas terbaik agar mampu dan awet dikirim hingga ke luar pulau, sampai hadir di kota kami di Pulau Jawa ini.
Sebenarnya kalau bicara soal apa impian setelah pandemi ini berakhir, selain ke Jogjakarta dan Bali, kami sekeluarga ingin ke Kota Medan. Tujuannya apa? Tentu saja ingin melahap durian medan, asli dari kota asalnya. Maunya makan langsung dengan melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana durian terbelah. Tentu saja penjualnya yang membelah, kalau kami...mana bisa?
Paling ingin ke kedai Ucok Durian Medan. Kamk sering kepo-in di instagram-nya. Ucok Durian ini paling legendaris di Kota Medan, bahkan jadi tujuan destinasi wisata kuliner loh. Tak hanya wisatawan lokal dan mancanegara, para artis, pejabat, bahkan presiden Joko Widodo sudah pernah mencicipi durian di sini. Jadi makin yakin dan makin terbayang bagaimana lezatnya durian medan, bukan?
Kalau sudah ada di Medan, rasanya tak cukup kalau hanya sekedar icip durian medan. Katanya kuliner lainnya tak kalah memikat. Ada Mie Rebus Dewar, Soto Kesawan, Nasi Gurih Nusa Indah, Bakso Sapi Amat dan masih banyak lagi. Wajib banget menginap agar bisa sedikit lebih lama di 'Paris van Sumatera' . Apalagi kami punya balita, menginap di hotel rasanya jadi alternatif terbaik. Toh di era digital seperti saat ini, makin mudah untuk mendapatkan Hotel Murah di Medan. Duh... Jadi tak sabar ingin pandemi ini segera berakhir!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*