Dapat Kejutan Pengalaman Mengenyangkan Berkat Treats Traveloka Eats

"Makan itu untuk hidup, jangan hidup untuk makan!"

Pernah dengar petuah tersebut, bukan? Maksudnya hidup kita hendaknya diisi dengan banyak hal lewat aktivitas yang produktif, bukan hanya makan dan makan. Ah itu mah tak berlaku di era kini. Profesi food blogger dan food vlogger malah hidup untuk mengulas aneka makanan, hidupnya pun menyenangkan. Hihi, ini jawaban anak bandel ya. Jangan ditiru!

Food blogger dan food blogger memang hidup dari makanan. Mencari tempat makan yang hits, menemukan tempat makan yang baru kemudian membuatnya viral, memberi penilaian rasa dan tampilan dari makanan serta minuman yang disajikan menjadi pekerjaan mereka. Mereka harus bisa menyajikan secara menarik sehingga banyak yang meminati review mereka. Lalu apa yang mereka ulas kemudian menjadi acuan kita saat cari tempat makan di luar rumah.

Masakan rumahan selain enak, juga diklaim bisa menghemat pengeluaran rumah tangga. Namun yang namanya selera makan, seringkali bosan dan ingin mencoba rasa makanan di luar rumah. Apalagi kalau punya anak kecil seperti saya dan suami, kami bahkan punya agenda khusus mengingat si kecil sering merasa bosan dengan nuansa makan di rumah yang begitu-begitu saja. Dengan makan di luar, bisa memacu minat dan selera makannya. Karena itulah kami sering berpindah-pindah rumah makan dan mencoba berbagai menu baru.

Nah untuk menemukan mana rumah makan dengan menu yang menarik serta menggugah selera, kami biasanya mencari referensi lewat food vlogger dan food vlogger. Yang termudah ialah cari lewat sosial media, dengan mengetik kata kunci Kuliner Sidoarjo, sesuai domisili kami sekarang. Kami memang jarang-jarang makan di luar sampai ke luar kota, mengingat jauhnya lokasi bisa membuat kami lapar kembali setibanya di rumah.

Tapi sayangnya sejak adanya sistem endorse, sistem review food blogger dan vood vlogger jadi kurang akurat. Kebanyakan malah jadi menomorsatukan produk makanan dan minuman yang diulas, karena adanya sistem kerjasama yang mengikat. Memang disebutkan ada kekurangan, tapi hanya secuil dan tertutup oleh kelebihan dari makanan dan minuman yang diulas. Jadinya kami sering ragu, akan mencoba ke rumah makan yang disebutkan atau tidak. Kesannya gambling, takutnya sampai sana ternyata tak sesuai ekspektasi.

Pernah nih kami ke sebuah tempat makan di Surabaya. Jaraknya dari rumah kami sekitar 50 Km, padahal sebelah kota tapi lumayan jauh karena di Surabaya utara. Kami sudah membayangkan makan tahu campur terkenal tersebut, pasti rasanya akan enak sekali. Bahkan kami rela hanya sarapan bubur ayam agar bisa menikamti menu makan siang kami dengan penuh penghayatan. Nyatanya setiba di sana, zonk!

Padahal kami rela hampir sejam di jalan, si kecil bahkan kami usahakan agar tak rewel di jalan dan di tempat makan nanti, tapi ternyata rasanya B saja. Bahkan lebih enak tahu campur di pasar Krian, lokasi penjual tahu campur yang paling dekat dari kediaman kami. Lokasinya juga kurang rapi, masih ada sampah di meja yang belum dirapikan. Mungkin karena terlalu banyak pengunjung sedangkan pegawainya hanya beberapa.

Info rumah makan ini kami dapatkan dari seorang food vlogger yang mengulasnya di instagram. Kami kadung kesemsem dengan ceritanya yang bilang kuahnya begitu kaya bumbu. Dengan kaldu daging sapi yang tak akan terlupakan rasanya. Isiannya juga banyak, potongan dagingnya anti pelit. Nyatanya saat kami mendapatkannya, porsinya standart dengan rasa yang yaaaah... seperti itulah. Oleh sebab itu kami sedikit kecewa dan ragu dengan ulasan di media sosial.

Meski demikian, hal tersebut tidak memupus harapan kami untuk menemukan tempat makan dengan menu enak berharga ekonomis. Maklum saja lah, kami baru memulai berumah tangga, baru 3 tahun ini dan belum terlalu mahir mengatur keuangan. Hanya suami yang bekerja, sedangkan saya seorang ibu rumah tangga yang mengasuh anak di rumah. Dulu perkenalan saya dan suami pun diawali dari kesamaan hobi makan mi ayam. Kami berdua keliling dan berpindah-pindah tempat demi menemukan rasa mi ayam yang sesuai dengan selera kami.

Hobi itu kemudian berlanjut ketika kami menikah. Tapi levelnya meningkat, tidak hanya mencari mi ayam. Kini kami sukanya mencari menu kaya daging, biar berasa makan enak. Nah daging kan harganya mahal, jadi kami putar otak agar bisa sering makan daging tapi tidak terlalu banyak keluar biaya.

Beruntung kami kenal Traveloka Eats. Kami sering cari referensi tempat makan enak di domisili kami, Sidoarjo. Mungkin ada teman-teman yang belum kenal Traveloka Eats, ya. Jadi sekarang Online Travel Agent Traveloka tidak hanya membantu kita dalam sediakan tiket perjalanan dan rekreasi, tapi juga bisa membantu kita dalam mendapatkan #PengalamanMengenyangkan. Iyah, tidak hanya senang tapi juga kenyang!

Layanan baru traveloka ini memberikan special offers yang mana ada banyak pilihan tempat makan enak dengan beragam menu lewat penawaran menarik. Penawaran menarik ini berupa voucher potongan harga. Dengan begitu kita bisa makan enak sampai kenyang tapi tetap hemat. Mau sering makan di luar sekeluarga pun tidak jadi soal.

Selain itu, di Traveloka Eats juga ada review yang ditulis oleh mereka yang pernah order voucher di sini. Tidak hanya ulasan senang karena dapat potongan harga tapi juga cerita begitu enak menunya dan bagaimana lingkungan rumah makannya. Semuanya review jujur, ini jadi poin plus.

Kami sudah mencobanya sendiri saat ke SunCity Sidoarjo beberapa waktu lalu. Saat kami main ke salah satu mall andalan Kota Udang ini sampai jam makan siang, kami tak lagi merasa bingung mau makan di mana. Tinggal buka Traveloka Eats, set ke Sidoarjo, lalu klik special offers. Taraaa... tampillah Yoshinoya.

Ini sesuai dengan keinginan kami, ingin makan daging iris dengan bumbu ala Jepang. Jadi makanan istimewa kami mengingat selama ini kami makannya menu tradisional seperti pecel, rawon dan soto, menu-menu yang bisa saya masak karena gampang. Tapi kalau masak daging saus teriyaki begini, rasanya aneh. Jauh lebih enak dan memuaskan makan di Yoshinoya.

Saking penasarannya apakah benar voucher Traveloka Eats benar-benar bisa menghemat, kami jadi pesan 1 saja. Menu lainnya kami pesan sendiri pada kasir Yoshinoya.  Begitu bill keluar, kami menyesal. Tahu gitu semua beli pakai voucher Yoshinoya di Traveloka Eats! Bayangkan dari harga asli 69 ribu, kami bayar hanya 43 ribu saja. Diskonnya banyak banget tuh.

Dengar-dengar Traveloka punya fitur baru juga di Traveloka Eats. Ada yang namanya Treats, dengan banyak kejutan di dalamnya. Bahkan bisa nambah banyak poin, yang nantinya bisa ditukar banyak hal menarik di Traveloka seperti diskon tambahan. Asyik yaaa...

Sayangnya Treats by Traveloka Eats ini baru ada di Jakarta. Sebab walau Surabaya termasuk kota besar yang jadi ibukota Jawa Timur, fitur Treats tidak muncul. Iseng-iseng saya coba set lokasi jadi Jakarta, waaah... dengan semangat saya klik icon t. Muncul banyak tempat makan dengan beragam menu menarik.

Walau kami pecinta daging, bukan berarti kami selalu cari tempat makan yang sedia daging. Kami malah ingin pilih makanan sehat, dan mencoba lewat Treats by Traveloka Eats ini. Kejutannya tidak hanya ada pengalaman mengenyangkan namun saat bayar pun ada kejutan diskon yang didapat. Duh senangnya... Semoga lekas hadir di Surabaya deh.