Ada yang suka kolak?
Makanan tradisional ini sering menjadi takjil yang diburu saat bulan Ramadhan. Tapi tak hanya di bulan istimewa itu saja, hampir setiap bulan Mama membuat kolak untuk saya. Apalagi di musim buah nangka seperti saat ini. Saya yang lebih menyukai kolak nangka dibanding pisang, menjadi sangat girang.
Saya sangat menyukai kolak nangka. Saking manisnya buah berwarna kuning ini, tidak perlu menambah banyak gula di dalam kolak. Bahan baku makanan kesukaan saya ini ialah nangka yang dipanen dari hutan. Lalu dibawa ke kota, dan dijual dengan harga murah. Biasanya hanya Rp 10.000,- untuk potongan buah nangka ukuran 30 x 50 cm.
Nangka merupakan buah yang memiliki kulit kasar berwarna hijau kekuningan. Teksturnya mirip kluwih dan sukun, harumnya semerbak dan masa panennya sering bersamaan dengan durian. Keduanya memang sering dijual berdampingan di pasar. Meski saya pun menyukai durian namun karena nangka harganya jauh lebih terjangkau maka nangka yang selalu dibeli dan dibawa pulang ke rumah.
Daging nangka berwarna kuning, tebalnya sekitar 0.5 cm. Daging buah nangka begitu kenyal, jadi untuk mengunyahnya harus sabar Terkadang saya membayangkan mengunyah nangka ini bak permen karet, apalagi bau nangka juga harum. Kalau bagi orang vegetarian, katanya nangka ini pilihan terbaik pengganti daging karena teksturnya mirip.
Selain daging buahnya, biji buah nangka juga bisa dimakan. Namun biji nangka yang berwarna coklat itu harus direbus dahulu. Biasanya saya juga menambahkan sedikit garam untuk menambah sedap rasanya. Tanda bahwa biji buahnya matang dan siap disantap ialah kulitnya yang terbuka dan memperlihatkan daging bijinya yang berwarna putih. Bagian itulah yang bisa dimakan, kata orang Jawa namanya 'beton'.
Oiya buah nangka ini memiliki getah yang lengket, meski buahnya sudah matang. Jadi harus hati-hati memilah daging buah nangka yang melekat pada kulitnya. Ada getah di sela-selanya. Inilah yang jadi alasan mengapa saat hamil, saya dilarang suami makan nangka. Khawatir kena getah. Padahal getah hanya mengotori tangan dan tidak berbahaya pada pencernaan.
Tidak hanya untuk kolak nangka, buah yang juga nikmat bila langsung dimakan ini juga bisa diolah menjadi berbagai macam olahan makanan. Nangka sering dipotong kecil-kecil untuk campuran es teler, es buah, es cendol, atau topping kue apem ataupun pukis. Bisa juga jadi isian kue talam. Paling gampang dijadikan keripik dengan cara dioven.
Alasan mengapa nangka bisa menjadi aneka olahan pangan karena aromanya yang khas, begitu wangi dan menggugah selera. Warnanya yang kuning cerah pun begitu menarik dan membuat tampilan kuliner jadi apik. Nangka juga mudah ditemukan, apalagi di musim penghujan seperti sekarang. Selain itu, nangka juga memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh.
Di dalam buah nangka, ada banyak vitamin A dan C, kaya kalsium, kalium, magnesium dan zat besi. Karena inilah mereka yang diet sangat dianjurkan mengkonsumsi buah yang satu ini. Pun boleh dikonsumsi oleh ibu hamil sebab mampu mencegah anemia, memperbaiki sistem pencernaan, memperkuat tulang, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengontrol tekanan darah, menutrisi mata serta menangkal sel kanker.
Namun perlu diingat agar mencuci daging buah nangka sebelum disantap, sebab seringkali nangka dijual dalam kondisi terbuka di tepi jalan. Bisa-bisa dihinggapi lalat atau kena debu jalanan. Mengkonsumsi nangka juga sebaiknya secukupnya, karena buah kuning kaya serat ini mudah busuk bila usai dibilas dengan air. Lebih baik beli nangka dalam kondisi utuh lalu potong sesuai porsi, berapa banyak nangka yang ingin dimakan.
Kalian harus coba makan nangka juga karena buah rasa manis nan harum ini bisa membuat ketagihan. Melihat besarnya ukuran buah nangka, tak heran bila tinggi pohonnya sekitar 20 meter dan bahkan ada yang mencapai 30 meter. Nangka si makanan dari hutan hujan tropis ini ternyata berasal dari perkawinan bunga jantan dan bunga betina yang melekat di dahannya. Bentuk bunganya mirip bakal buah. Hal ini saya ketahui dari cerita Abi saya yang dulu bekerja di hutan daerah Lumajang, Jawa Timur.
Masih kata Abi, katanya buah nangka ialah buah ajaib. Meski disebut buah tak berkelas karena memang harganya murah meriah, namun nangka ini kandungan gizinya tinggi. Dan lagi, pohon nangka juga mudah tumbuh di hutan, tahan hama, suhu tinggi, dan tahan kekeringan. Hal ini bisa membuat nangka sebagai alternatif bahan pangan unggulan masa depan, mengingat beberapa tahun ke depan pasti terjadi perubahan iklim drastis yang bisa saja membuat stok pangan terbatas.
Maka tak heran bila Bangladesh, Sri Lanka, serta Vietnam telah mendirikan industri nangka yang patut dicontoh oleh negara kita. Mereka membuat aneka olahan nangka seperti tepung, mie, dan es krim berkualitas ekspor.
Memaksimalkan makanan dari hutan bukankah hal yang mustahil bila negara kita ingin swasembada pangan. Apalagi masyarakat kita semakin tahun semakin meningkat populasinya. Ingin mengandalkan makan nasi yang bahan bakunya ialah beras yang ditanam di sawah, lahan sawah telah menyempit akibat perluasan lahan tempat tinggal penduduk. Kalau terus impor, kapan perekonomian kita bisa makmur bila terus bergantung pada negara lain?
Sebagai bentuk reaksi dan keprihatinan pada ketidakadilan pengelolaan sumber daya alam sebagai sumber kehidupan, maka dibentuklah WALHI. Kependekan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia yakni organisasi lingkungan hidup independen non-profit terkemuka di Indonesia, yang ada sejak tahun 1980-an. Dengan bergabung menjadi anggota Walhi, kita akan tahu dan memahami situasi krisis yang terjadi saat ini, seperti perlunya swasembada pangan. Juga mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki dalam upaya pembelaan atau advokasi lingkungan, tak hanya menjaga tapi bagaimana agar lingkungan dapat dimanfaatkan dengan maksimal tanpa merusak tatanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*