"Selamat ya, bayinya sudah lahir. Cowok!," masih teringat jelas perkataan Bu Bidan yang membantu persalinan saya, sesaat setelah Zril lahir.
Bagaimana bahagianya jangan ditanya, super bahagia! Rasa sakit hebat yang sebelumnya mendera langsung hilang seketika begitu mendengar tangis sang buah hati. Begini ya rasanya jadi ibu. Saat itu juga dunia saya beralih padanya, si kecil berpipi tembem yang kemudian kami panggil: Zril.
Zril kemudian menjadi pujaan kedua pasang kakek-neneknya, dari pihak saya dan suami. Sebagai cucu pertama laki-laki, Zril mendapat jutaan kasih sayang, baik secara fisik, verbal dan materi. Pelukan dirasakannya setiap saat, ungkapan sayang didengarnya tiap waktu dan segala macam keperluannya dibelikan bergantian oleh keempatnya.
Banyak yang beranggapan bahwa dengan adanya bayi baru lahir maka menambah anggaran rumah tangga. Dari yang sebelumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan ayah dan ibunya yang tak seberapa, menjadi harus beli keperluan bayi yang banyak sekali macamnya. Dari popok, baju bayi, botol susu, suplemen pelancar Air Susu Ibu (ASI), susu formula bagi yang kesulitan memberikan ASI, baju menyusui, celemek bayi, hingga perlengkapan jalan-jalan bayi seperti gendongan dan stroller. Nanti setelah bayi usia 6 bulan, ditambah dengan aneka rupa persiapan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tak murah harganya.
Bagi pasangan suami istri yang sudah mapan ekonominya, mungkin untuk memenuhi segala kebutuhan bayi baru lahir bukanlah hal sulit. Namun berbeda bagi mereka, termasuk kami, yang berasal dari keluarga sederhana dengan seorang tulang punggung, yakni suami. Kami harus pintar-pintar cari cara menghemat anggaran untuk bayi baru lahir, tanpa mengurangi kebutuhannya. Caranya yaitu dengan:
1. Mempersiapkan Biaya Persalinan dengan Klaim BPJS
Setelah menikah, saya dan suami langsung mengurus surat kepindahan, termasuk pindah domisili, Kartu Keluarga (KK) dan juga Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah semua beres, kamipun mengurus Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kami agar nantinya mudah untuk mengklaim. Kartu BPJS yang kini berganti nama menjadi kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini berfungsi untuk bisa menggratiskan biaya periksa hamil hingga melahirkan.
Alhamdulillah karena kehamilan saya normal, saya pun bisa melahirkan di rumah bidan praktek swasta tanpa harus mengeluarkan biaya untuk persalinan. Kecuali biaya kebutuhan persalinan seperti tempat plasenta, pembalut bersalin juga alat bantu persalinan sekali pakai yang memang tidak ditanggung JKN.
Setelah menikah, saya dan suami langsung mengurus surat kepindahan, termasuk pindah domisili, Kartu Keluarga (KK) dan juga Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah semua beres, kamipun mengurus Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kami agar nantinya mudah untuk mengklaim. Kartu BPJS yang kini berganti nama menjadi kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini berfungsi untuk bisa menggratiskan biaya periksa hamil hingga melahirkan.
Alhamdulillah karena kehamilan saya normal, saya pun bisa melahirkan di rumah bidan praktek swasta tanpa harus mengeluarkan biaya untuk persalinan. Kecuali biaya kebutuhan persalinan seperti tempat plasenta, pembalut bersalin juga alat bantu persalinan sekali pakai yang memang tidak ditanggung JKN.
Dengan memakai kartu ini, memang sangat membantu loh. Saya pernah baca bahwa untuk biaya persalinan normal seperti yang saya alami ini bisa minimal Rp 1.500.000,-. Bila sampai dirujuk ke rumah sakit karena ada penyulit dan harus dilakukan operasi sesar sesegera mungkin, minimal mengeluarkan biaya Rp 10.000.000,-. Sebuah nominal yang fantastis menurut saya. Akan jadi sebuah beban bagi mereka yang tak berpunya dan untungnya terbantu oleh pemerintah.
2. Membeli Baju Bayi dan Peralatan Bayi Lainnya Sesuai Kebutuhan
Sebagai cucu lelaki pertama dari kedua belah pihak, Zril sangat berlimpah hadiah. Meski demikian, kami tetap memberikan batasan agar Zril mendapat segala hal sesuai porsinya. Kami ingin Zril mendapat semuanya secara tepat sehingga nantinya dapat tumbuh sewajarnya. Sebab menurut pemahaman kami berdua selaku orang tuanya, anak yang mendapat bentuk kasih sayang yang terlalu besar akan membuatnya jadi sosok manja nan egois.
Sebagai cucu lelaki pertama dari kedua belah pihak, Zril sangat berlimpah hadiah. Meski demikian, kami tetap memberikan batasan agar Zril mendapat segala hal sesuai porsinya. Kami ingin Zril mendapat semuanya secara tepat sehingga nantinya dapat tumbuh sewajarnya. Sebab menurut pemahaman kami berdua selaku orang tuanya, anak yang mendapat bentuk kasih sayang yang terlalu besar akan membuatnya jadi sosok manja nan egois.
Kado yang didapat Zril sangatlah banyak. Dari pakaian hingga perlengkapan mandi dan cuci bajunya. Lumayan dengan begini akhirnya kami hampir tidak membeli aneka barang bayi baru lahir, termasuk baju untuknya. Bahkan sebelum persalinan, saya hanya beli 3 model baju untuk menyambutnya yang lahir ke dunia. Saya yakin setelah itu Zril akan berlimpah baju baru maka saya pun mengerem diri untuk tidak belanja macam-macam.
3. Memilih Jasa Sewa Stroller daripada Membeli Stroller
Di keluarga kami ada mitos bahwa sebelum bayi berusia 40 hari, dilarang dibawa jalan-jalan keluar rumah. Bukannya percaya tapi hal itu ada benarnya. Bayi masih sangat rawan. Akan sangat kasihan bila sekalinya keluar rumah malah terpapar banyak penyakit, salah satunya flu yang mudah menyerang si kecil.
Di keluarga kami ada mitos bahwa sebelum bayi berusia 40 hari, dilarang dibawa jalan-jalan keluar rumah. Bukannya percaya tapi hal itu ada benarnya. Bayi masih sangat rawan. Akan sangat kasihan bila sekalinya keluar rumah malah terpapar banyak penyakit, salah satunya flu yang mudah menyerang si kecil.
Setelah Zril berusia hampir 2 bulan, barulah kami membawanya keluar rumah. Kami memutuskan pilih jasa Sewa Stroller daripada membeli yang baru. Kami pikir akan lebih praktis sebab menyewa itu lebih murah karena stroller tidak akan terpakai lama. Apalagi kami kan memang jarang keluar rumah. Jadi menyewa maksimal seminggu saat dipakai pulang kampung, jadi lebih menghemat biaya. Selain itu juga tidak memakan banyak tempat penyimpanan karena jarang terpakai.
Sewa stroller pun punya keuntungan bisa memilih dan mencoba berbagai jenis stroller sesuai kebutuhan. Stroller untuk bayi baru lahir tentu sangat berbeda dengan stroller untuk bayi yang sudah bisa duduk. Bahkan untuk si kecil yang tak lagi jadi bayi sebab sudah berusia hampir 2 tahun seperti usia Zril sekarang, stroller-nya beda lagi. Bayangkan bila harus membeli berbagai tipe stroller tersebut, berapa rupiah yang harus dikeluarkan. Karena itulah menyewa menjadi alternatif terbaik dalam menghemat keperluan untuk sang buah hati.
Kalo barang2 yg dirasakan ngga bakal dipakai dlm durasi lama, sebaiknya memang sewa aja sih.
BalasHapusSupaya bisa ngirit
Sehat teruuuus, adek Zril!!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Ada BPJS sangat membantu ya, dulu masih belum ada nih BPJS.
BalasHapusHarga stroller bisa dibilang nggak murah ya, memang mending sewa aja daripada beli karena pakainya juga nggak lama.
Beneran yang perlu disiapin biaya melahirkannya ya.. pake BPJS banyak yg ketolong dan biayanya jadi gratis..
BalasHapusAku dulu beli stroller sampai punya 2 jadi 1 anak 1 stroller hahahah :) Iya sih memamg lebih hemat sewa aja, tergantung kebutuhan juga. Barang2 keperluan bayi zaman sekarang banyak kok yang disewakan jadi ga makan tempat juga di rumah kan. Budget lain bisa terpenuhi dengan baik deh. TFS mom :)
BalasHapusaku juga dulu gitu, banyak yg nyewa. Lebih hemat, lagian durasi pakainya kan juga nggak lama. Kalau beli selain mahal juga malah ntar jadi mubazir.
BalasHapusSalah satu keinginan saya dan suami segera memiliki momongan lagi. Tips ini semoga bisa kami jalankan. Amin. Hemat memang pilihan gaya hidup kami
BalasHapusNah iya bener Tha, stroller kepakenya palingan juga enggak lama amat. Gedean dikit udah ga mau di dalam stroller baby kita. Pas banget memang kalau sewa aja, jadi bisa menghemat anggaran, biayanya bisa digunakan untuk pos belanja yang lain.
BalasHapusSekaran semua serba prsktis ya, bahkan stroller pun bisa disewa, oke banget
BalasHapusasik ya bisa sewa stroller. dulu punyaku ampe dibawa terbang merantau :D pas udah ga kepake dikasihin aja krna riweuh dibawa pake pesawat :D
BalasHapusaku waktu anakku lahir, semua serba beli mbak :( karena ga ada warisan dan masanya ibu baru, semua pengen punya, pada akhirnya ga kepake duh nyesel banget kalau ingat2
BalasHapusAku termasuk yg ngeluarin uang buat stroller karena dikasih hahahhaa, tapi emang karena perlengkapan bayi itu mahal mending sewa aja, sekarang banyak penyewaan peralatan bayi yg bagus2 jadi lebih hemat di kantor & bisa nyoba berbagai macam merk :D
BalasHapusnah sekarang bisa tuh hunting gendongan bagus bagus second, trus sewa baby stroller, sewa sepeda bayi untuk belajar jalan dll
BalasHapussetuju, hemat karena baby memang cepet gede yaaa ... hai Zril,kapan bisa ketemu kamu dan pipimu yang montok itu
Iya ya mba seneng banget kalau udah lahir anaknya. Rasa sakit yang dulu langsung dirnat hehe. Aku dulu beli stroller nihh, kepakainya cuma bentar. Harusnya ga sewa aja ya
BalasHapusTerkadang sewa perlengkapan bayi jatuhnya lebih murah, apalagi untuk barang-barang yang cuma sebentar dipakai sama bayi
BalasHapusPutri tetanggaku juga banyak sewa saat melahirkan anak kedua dan ketiga. Karena lebih hemat ya, dan malah bisa dapat beberapa barang dibnding beli satu jenis barang untuk baby, termasuk sewa stroller ini ya
BalasHapus13 tahun lalu belum ramai sewa menyewa kereta dorong bayi, kalau ada seru juga bisa ganti ganti.
BalasHapusDulu minta kado kereta bayi yg simple, gak mahal tapi bisa di pakai smp dua unur 2-3 tahun (bisa buat duduk aja), yg sudah di lungsurin buat mba yg bantuin di rumah
Penting banget ini info untuk para Ibu baru.
BalasHapusHehehe...biasanya euforia punya new baby born mengalahkan segala kesulitan.
Untuk baju bayi, ada tuh yang namanya nglungsur. Jadi pakai pakaian lama. Beli paling berapa biji. Baru pas gedhean ya beli baru. Kalau Sewa stroller, aku blm tahu di Jepara ada atau gak. Etapi blm ada bayi ini
BalasHapus