Sore tadi, Mama
menghadiri acara pernikahan anak rekan kerjanya. Seperti biasa, sepulang dari
acara, Mama langsung menghubungi saya via whatsapp. Maklum, setelah menikah,
kami terpisah karena tinggal di kota yang berbeda.
“Masa menu makannya
nuansa eropa, tapi jajanannya tradisional?” Mama mulai berkomentar.
“Maunya menyatukan 2
budaya, kali’ Ma…” jawab saya berusaha netral.
Mama mengirim icon tertawa. “Gak pas!”
Yah namanya juga
sebuah acara, pasti ada saja kurangnya. Dulu, saya dan Mama selalu menilai
setiap acara pertunangan, pernikahan dan bahkan khitanan yang kami datangi. Ini
sebagai pembelajaran bagi kami agar nantinya tidak mengulangi kesalahan yang
sama. Mulai dari dekorasi tenda, baju yang dipakai yang punya hajat, hingga
makanan yang tersaji, kami komentari. Terutama makanan, sih. Kami kan pecinta kuliner. Mulut kami nih sejajar dengan chef yang jutek di
acara Master Chef.
“Sepertinya si A
kurang bisa hitung jumlah tamu, deh. Masa acara baru 2 jam, makanannya tinggal nasi
putih lauk ayam asam manis saja. Terus snack-nya
habis. Minumnya sisa gelas kotor. Waduh!” pesan dari Mama masih berlanjut. “Paling
tidak kalau makannya habis, masih ada cemilan gitu dong…”
Nah ini dia! Maksud Mama
benar. Terkadang walau dianggap sepele, pilihan snack atau cemilan menjadi
salah satu alternatif untuk menutupi kekurangan dari suatu acara. Tak apa
dekorasi pelaminan kurang menarik, yang penting tamu kenyang. Sebab hiburan tamu
yang datang di suatu acara itu selain musik tentu saja makanannya. Itu kata
Mama, sih.
Apa yang terhidang di
meja, apabila menarik, akan membuat para tamu undangan senang. Karena tidak
mungkin juga datang dan terus menerus mengamati pengantin yang duduk bersanding
di pelaminan, kan. Pasti begitu
sampai dan mengucapkan selamat pada yang punya acara, langsung duduk dan
menikmati hidangan. Coba ini, coba itu. Ambil ini, ambil itu.
Namun demikian,
hidangan yang tersedia juga tidak bisa asal. Lebih baik diperhitungkan dengan
matang, baik dari segi macam hidangannya, besar jumlahnya, penataan hingga cita
rasanya. Yang punya hajat biasanya pusing untuk masalah yang satu ini, berkaca
pada pengalaman resepsi pernikahan saya kemarin. Mama pusing memikirkan pilihan
snack di meja para tamu undangan, akhirnya diserahkan pada pihak penyedia
makanan prasmanan.
Kalau sudah ada yang
dipercaya mah enak. Sudah ada yang
mau menghitung berapa jumlah yang diperlukan, apakah bisa mencukupi jumlah tamu
yang datang atau tidak. Tapi kalau masih juga belum bisa menemukan yang bisa menangani
masalah ini, serahkan saja pada ahlinya.
Khusus bagi kalian
yang tinggal di Jakarta Selatan, ada Snack Box Jakarta Selatan yang bisa membantu kalian dalam
mengurusi camilan apa yang pas untuk acara yang kalian adakan. Tidak perlu
repot dan pusing lagi. Pun bisa menyesuaikan dengan jumlah dana yang dimiliki. Tanpa
ribet ambil snack box yang membuang banyak waktu, tenaga serta menambah biaya. Gampang
kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*