Siang ini tidak seterik kemarin.
Mumpung di hari libur, ada baiknya jelajah wisata daripada diam di rumah. Berbicara soal berwisata tentu tidak ada habisnya, apalagi di negara kita Indonesia. Alamnya yang indah dan peninggalan sejarahnya yang kaya membuat tidak akan ada bosannya untuk menjelajahinya. Wonderful Indonesia!
Mumpung di hari libur, ada baiknya jelajah wisata daripada diam di rumah. Berbicara soal berwisata tentu tidak ada habisnya, apalagi di negara kita Indonesia. Alamnya yang indah dan peninggalan sejarahnya yang kaya membuat tidak akan ada bosannya untuk menjelajahinya. Wonderful Indonesia!
Oleh karena ingin sudah sampai di rumah saat sore hari, maka
saya dan keluarga kecil saya (suami dan anak) memutuskan pergi ke yang terdekat
saja. Kebetulan kami tinggal di Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ini merupakan
lokasi yang dekat dengan Mojokerto, daerah yang kaya situs sejarah peninggalan
Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini sangat berjaya di masanya.
Siang ini kami mengunjungi Patung Buddha Tidur (Sleeping Budha) di Kompleks Maha Vihara
Mojopahit. Lokasinya di jalan Candi Brahu Gang I, Desa Bejijong, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Lokasinya mudah dijangkau sebab
berada di lintas Surabaya-Mojokerto-Jombang. Kalau dari Krian ke arah Jombang,
ada di kanan jalan. Ada plakat bertulis Maha Vihara Mojopahit, masuk ke utara
sekitar 200 meter dari tepi jalan raya, masuk jalan di samping minimarket.
Sepanjang perjalanan menuju tempat tersebut, kami disuguhi pemandangan khas pedesaan. Di kanan kiri jalan, di setiap halaman rumah penduduk, ditumbuhi aneka tanaman sehingga terkesan asri. Ada pula rumah-rumah berbentuk khas zaman Majapahit seperti yang sering kita lihat di serial laga nusantara di televisi. Sayangnya saya lupa mengabadikannya. Tapi tak apa, kalau kalian penasaran silakan segera berkunjung ke sana, ya.
Meskipun berada di dalam area perkampungan, tempat ini
banyak sekali pengunjungnya. Ternyata tempat ini memang sering mendapat
kunjungan wisatawan, baik untuk beribadah maupun sekedar menjelajah menikmati
keindahan Patung budha Tidur. Di hari libur seperti Minggu ini, banyak rombongan
non-Buddhis yang datang dan senangnya pihak pengelola vihara cukup terbuka serta menerima kedatangan mereka dengan baik.
|
Parkir kendaraan ada di seberang jalan dengan tarif Rp
3.000,- untuk motor. Di area parkir banyak penjaja makanan, minuman, pakaian
serta aksesoris oleh-oleh yang harganya standart tidak mahal. Es tebu hanya Rp
3.000,-, kacang rebus Rp 2.000,- dan
pentol daging Rp 500,- per biji. Ramah di kantong.
Saat masuk, kita membayar karcis masuknya seharga Rp 3.000,-
per orang. Begitu memasuki daerah ini, rasanya sejuk dan damai. Pepohonan
rindang, bunga-bunga yang cantik dan penataan taman yang elok membuatnya
demikian. Jalan kaki beberapa puluh meter lagi menuju Patung Budha Tidur jadi
tak terasa berat.
Sekedar informasi, Patung Budha Tidur dibuat pada tahun 1993
oleh pemahat patung profesional yang asli dari Trowulan, YM Viryanadi Maha
Tera. Ini adalah arca yang menggambarkan Buddha Siddharta Gautama. Dicat emas
mengkilat dengan posisi berbaring menghadap sisi kanan sebagai penggambaran
wafatnya sang beliau dalam kondisi tertidur. Kepala patung bersandar di
atas bantal yang disangga lengan kanannya. Lalu dibuat menghadap ke arah
selatan yang merupakan kiblat umat Buddha.
Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa posisi berbaring
menghadap kanan karena Sang Buddha Gautama sedang melakukan meditasi. Hal ini
dipercaya dan diperkuat dengan adanya ruangan di bawah Patung Budha Tidur yang
dimanfaatkan untuk meditasi umat Budha. Oiya patung ini besar sekali dan
berbahan dasar beton dengan ukuran panjang lebih dari 22 meter, lebar 6 meter,
dan tingginya 4,5 meter. Wow!
Mungkin ada yang belum tahu siapa itu Sidhartha Gautama. Beliau
adalah seorang pangeran kerajaan India yang mendirikan Buddhisme, ajaran
filsafat religius yang tidak mengenal Tuhan. Meski demikian, ada aturan
memberikan penghargaan bila berbuat baik kepada sesamanya dan memberikan hukuman
bila melakukan perbuatan jahat. Nah tujuan pembuatan Patung Budha Tidur itu sendiri
untuk merepresentasikan sosok Buddha yang telah tercerahkan (enlighted).
Selain itu, Sidhartha Gautama juga dikenal sebagai Shakyamuni (orang bijak dari
kaum Sakya’).
Kerennya, Patung Budha Tidur di
Mojokerto ini merupakan patung Budha terbesar di Indonesia dan tercatat dalam
rekor MURI. Sedangkan di dunia, posisinya di urutan ketiga. Tentu tidak kalah
menarik dengan Patung Budha Tidur terbesar di dunia, yaitu Wat Pho asal
Thailand. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat kemegahannya.
Di negara kita juga ada, kok! Awal mulanya, patung ini dibuka untuk ibadah komunitas
agama Budha. Lambat laun akhirnya menjadi tempat wisata potensial karena banyak
yang penasaran menikmati keindahannya, sehingga di tahun 2012 akhirnya
diresmikan menjadi tempat wisata.
Di bagian bawah Patung Budha Tidur,
ada banyak relief penggambaran kehidupan Budha Gautama, hukum karmapala, dan
hukum tumimbal lahir. Saya tidak mengerti artinya, sih. Sekilas
mirip relief di Candi Borobudur, yang juga merupakan Candi Budha terbesar di
negara kita. Lalu di sekitar area patung ini, ada pagar pembatas bagi yang
ingin mengabadikan gambar. Tujuannya demi menjaga kesakralannya, mengingat
area ini merupakan rumah ibadah masyarakat Budha.
Yang paling menyita perhatian adalah adanya kolam dengan
banyaknya ikan. Ini membuat anak kecil jadi kegirangan. Jadi selain menikmati
kemegahan Patung Budha Tidur dan reliefnya, pengunjung juga bisa merasakan
asyiknya member makan ikan. Pakan ikan dijual dengan harga Rp 2.000,-. Ikannya besar-besar,
sejenis ikan nila dan mujair.
Di samping kolam ikan, ada juga kolam teratai yang juga
berisi ikan-ikan. Kolam teratai ini sendiri merupakan perlambang kehidupan
serta ajaran Sang Budha.
Setelah puas menikmati megahnya patung, kita juga bisa
melihat-lihat patung lainnya di areal ini. Ukurannya lebih kecil dan tersebar
di sekitar taman. Tamannya sejuk sekali, bisa asyik duduk-duduk sambil
bercengkama bersama keluarga. Ini membuat kita betah berlama-lama di areal
Vihara.
Relief di dinding belakang bangunan utama Vihara, menceritakan Sang Buddha Gautama sedang mengamalkan ajarannya |
Senangnya bisa mengunjungi Maha Vihara Mojopahit ini dan
berpose di depan Patung Budha Tidur. Manfaatnya selain untuk berwisata juga
bisa lebih menghargai umat agama lain. Di sini mengajarkan toleransi, karena
secara otomatis kita ikut tidak berisik, menghargai ajaran Budha yang sangat
menghargai ketenangan. Indahnya Indonesia, meski berbeda namun tetap satu dan
saling menjaga kepercayaan masing-masing.
Oiya teman-teman, yuk ikutan Wonderful
Indonesia Blog Competition! Daftar di link ini ya:: https://goo.gl/forms/ RJuGs5pjTXEj5ZpD3
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*