Assalamualaikum,
Sayang…
Saat
Zril membaca ini, pasti sudah remaja ya? Akhirnya bisa temukan surat elektronik
Ibun untuk yang tersayang. Alhamdulillah anak Ibun sudah besar dan pintar. Tidak
terasa waktu lekas berlalu. Rasanya baru kemarin Ibun hamil Zril, melahirkan
dan bertemu Zril yang lucu.
Sampai
detik ini, saat surat ini Ibun tulis yaitu 4 hari sebelum usiamu genap 1 tahun,
Ibun masih tidak percaya kalau sudah menjadi Ibu. Ibu… seperti Amik dan Uthi: Mama dan mertua Ibun. Ternyata benar ya, tugas seorang Ibu itu tidak mudah. Ajaibnya…
selalu ada kekuatan dan kemudahan dalam menjalaninya.
Saat Zril
masih dalam kandungan, Ibun sangat senang begitu tahu kalau kamu laki-laki. Bukan
membeda-bedakan. Hanya saja Ibun ingin saat anak pertama dewasa nanti, bisa
menjaga Ibun. Kalau perempuan kan menikah
lalu ikut suami, seperti Ibun ini. Mau bertemu Amik, harus izin dulu dan belum
tentu bisa langsung pulang. Masih harus menunggu Ayah Zril libur, padahal Ibun
ingin segera bersua dengan Amik. Rindu.
Zril,
sampai kapanpun kamu Baby Zril-nya Ibun. Ibun tetap akan mlakukan yang terbaik
untukmu, meski nanti kamu berumah tangga. Semoga Zril bertemu jodoh sholikha
dan sayang Ibun juga, ya. Semoga Zril diberkahi keluarga sakinah, mawaddah,
warohmah. Aamiin.
Mungkin
terlalu jauh, tapi hanya itu harapan Ibun. Entah apa nanti Ibun bisa menemani
Zril sampai lulus sekolah, bekerja dan menikah. Ibun tidak tahu, semoga saja
Allah memberi kekuatan, kesabaran dan keselamatan buat Ibun, Nak.
Di setiap
perkembanganmu, Ibun adalah saksi mata. Bagaimana tangis pertama Zril, cara
Zril mencari susu, lelapnya Zril dalam pelukan, sampai tidur miring – duduk –
merangkak – berdiri – berjalan hingga berlari. Mungkin ini hikmah dari Ibun yang
tidak lagi bekerja. Meski dalam hati Ibun juga ingin punya uang sendiri untuk
Amik, namun menjagamu pun tugas utama Ibun.
Terima
kasih ya, Zril. Sudah manjadi anak yang sabar, kuat dan pengertian. Selama ini,
Zril jarang rewel dan mengangis tersedu-sedu. Suka sekali tertawa, mungkin karena belajar dari Ibun yang selalu berusaha berwajah ceria di hadapanmu. Ibun ingin Zril selalu jadi anak paling bahagia di dunia.
Tidak seperti anak lain, Zril
anak yang sabar… terlebih saat Ibun harus cari ASI, memompa di payudara kiri
dan kanan karena Zril tidak mau lagi meminumnya langsung. Zril mau mainan botol
susu dulu, atau ujung baju Ibun sambil memandang dengan mata jernihmu. Zril juga
sering temani Ibun membereskan pekerjaan rumah tangga, dari menyapu, mengepel
hingga memasak. Zril duduk tenang di kursi makan, sambil sesekali menyahuti
nyanyian Ibun, mencoba ikut berdendang padahal belum bisa berbahasa.
Terima
kasih juga karena Zril telah jadi anak Ibun. Penyemangat saat Ibun lelah akan
dunia. Pemotivasi agar Ibun terus berjuang melawan rasa hampa. Penumbuh cinta
saat ragu apakah Ibun layak dicintai.
Selamat
datang di dunia nyata, Nak. Banyaklah bercerita pada Ibun, agar Ibun pun bisa
mengisahkan cerita hidup ini. Ambillah sisi positif, jauhi yang negatif. Jangan
sampai ada kesalahan Ibun yang terulang padamu. Jangan sampai kegelapan dunia
menyelimuti hatimu.
Peluk
cium dari Ibun,
Nanti
kita makan bersama ya, Baby Zril Sayang.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*