Dulu saya punya burung hantu. Duluuu sekali. Saat masih bersamanya, dia yang sudah tidak ada di hati ini. Ceilah.
Jadi pada Lebaran hari kedua
tahun 2013-an, saya mendapat hadiah spesial darinya. Seumur hidup, baru kali ini ada kejutan sedahsyat ini. Coba
tebak, apa hadiahnya?
Ketupat raksasa?
SALAH!
Tiket Surabaya Night
Festival di belakang Korem?
Mau, sih. Tapi ...
KURANG TEPAT!
Boneka macan seri ketiga?
Yaaah ... SALAH JUGA!
Namanya: Tyto |
Hihi. Kali ini makhluk
hidup yang dinamainya Burhan alias Burung Hantu.
Hmmm ... gak kreatif ya? Emang! Harap maklum. :p
|
Sumpah saya kaget bin
bingung bagaimana merawatnya. Secara selama ini hanya tahu cara pelihara
kucing, anjing, monyet, ayam, ikan, dan burung dara serta perkutut. Tidak ada
sejarahnya burung hantu nangkring di rumah. Paling kelelawar dan kupu-kupu yang
datang silih berganti. Makin syok saat tahu kalau spesies ini
makannya tikus dan burung kecil. What the ...
Arrrghhh...!!!
Mau nolak, bagaimana.
Mau menerima juga bagaimana. Ya sudahlah, atas ACC kedua orang tua, si Burhan
pun terbang naik mobil dari Surabaya ke Pasuruan. Hiyaaa ...
Katanya, si Burhan
yang kemudian saya ubah namanya jadi Tyto ini (dia dari jenis
Tyto Alba a.k.a Barn Owl yang katanya cantik nan tercerdas karena bisa
bantu petani usir hama padi. Huhu ... jadi selama ini dia anggap saya petani
>.< Iya sih, petani cintanya yang terus tumbuh dalam hati, eeeaaa ... Duluuuu! Dulu yah!),
usianya 3 bulan. Tapi dari gerakan dan nafsu makannya yang alamaaaakkk ... bisa
menghabiskan 7 burung peking (dalam bahasa Suroboyoan) alias emprit dalam
semalam, saya kira usianya jauh lebih dari itu. Entah usia berapa, Tyto tidak
mau mengakuinya.
Bagi teman-teman yang
bertanya-tanya bagaimana cara saya merawat hewan nokturnal (aktivitas
di malam hari) ini, yuk ikuti tulisan berikut. Siapa tahu kalian juga berminat
merawat hewan sejenis Hedwig, burung si Harry Potter ini.
1. Tempatkan
dalam kandang yang luas dan tidak panas
Asal tahu saja, burung
jenis ini mudah stress. Walau ia hanya berdiam diri ketika siang
hari (dia ngantuk! Malamnya begadang untuk makan, euy!), tapi ia menyukai
tempat yang lapang agar leluasa bergerak saat mood. Kalau sudah
stress, ia tak mau makan. Banyak burung hantu yang kemudian mati sehari setelah
dibeli karena penempatannya yang salah dan mengurangi nafsu makan serta hasrat
hidupnya.
kandang Tyto
|
Tyto nangkring di tempat favoritnya |
Untungnya di rumah saya
punya kandang burung besar yang nganggur. Tyto bahagia tinggal di situ. Ia
memilih tenggeran teratas dan nyempil biar tak terkena sinar matahari.
Ingat, burung hantu kan seperti hantu yang anti panasnya mentari,
hihi ...
Boleh juga meletakkan
burung hantu di tengeran burung seperti ketika kita memelihara beo. Cukup tali
kakinya, lalu letakkan pada kayu. Biarkan ia berada di udara bebas yang teduh.
Jangan sekali-kali meletakkannya berlama-lama di panasnya sinar matahari,
bisa-bisa dehidrasi, lalu matanya kesakitan, terus ngambek, stress lalu mati.
Huhu ...
2. Beri
makan secukupnya setiap hari
Dalam habitatnya, burung
jenis ini pemakan hama berupa tikus dan burung pipit alias
emprit. Untuk kalian yang memiliki burung hantu usia muda (kurang dari 3
bulan), beri saja 7 ekor jangkrik saat pagi dan sore hari. Jika usianya lebih
dewasa, boleh 3-5 ekor tikus putih atau burung pipit dalam sehari. Saat dewasa,
jangkrik hanya kudapan bagi Tyto.
Kesannya seram dan mahal
ya untuk pakannya. Tapi percayalah bahwa pakannya ini murah serta mudah
didapat. Di pasar hewan, saya bisa membeli beberapa ons jangkrik seharga Rp
3.000,-. Isinya ada beberapa puluh jangkrik, lumayan untuk seminggu. Cara
memberi pakan jangkrik ialah dengan menyuapi di burung hantu, mirip cara
menyuapi bayi. Sedangkan burung pipit saya biasa beli Rp 20.000,- untuk
seminggu karena berisi 22 ekor burung.
Tyto makan di petang
hari. Ia menggunakan indera
pendengarannya yang tajam untuk berburu ketika gelap. Jadi tiap sore saya isi 3
ekor burung pipit di kandangnya, lalu saya tinggal dan esoknya burung pipit
telah lenyap karena tersimpan di perut Tyto. Karena dilepas di dalam
kandangnya, Tyto merasakan sensasi berburu makanan yang mirip dengan ketika
berada di habitatnya.
3. Jaga
keakraban
Layaknya hewan
peliharaan, burung hantu juga butuh kasih sayang. Minimal setiap pagi
atau sore kita sapa dia agar dia bisa hapal wajah kita, empunya.
Pun mengelus-elus kepala serta punggungnya agar ia tahu bahwa
kita menyayanginya. Jangan takut, burung hantu tidak menggigit! Ia tak punya
gigi, kawan! Paruhnya mirip dengan pemakan biji-bijian walaupun ia pemakan
daging.
Setiap pagi, saya selalu
sempatkan mampir ke kandang Tyto. “Pagi, Tytooo ....! habis berapa burung,
semalam?”
Ia memang tak menjawab,
tapi ia terus memandang saya. Matanya yang mirip kucing begitu imut,
menggemaskan! Ketika saya bergerak ke kanan, kepalanya ikut bergerak ke kanan.
Ketika saya ke kiri, kepalanya mengikuti. Kepala burung hantu memang
bisa memutar hingga 180 derajat tanpa menggerakkan badannya, hebat ya
...
Kalau bisa sih, pelihara
burung hantunya sejak ia masih kecil. Jadi lebih mudah diatur dan penurut.
Kalau Tyto saya ini masih kaget-an. Ada orang asing yang tiba-tiba muncul, ia
sudah siap siapa untuk terbang. Tapi yakinlah burung hantu ialah hewan
setia. Ia tak akan meninggalkan pemiliknya semudah itu.
Ehem .... jangan-jangan
alasannya memberikan Tyto ialah sebagai bukti kesetiannya. Uhuk! Tapi nyatanya ... ahaha. Ya sudahlah.
4. Jaga
kebersihan
Tyto ialah pemakan
daging. Saat ia mengkonsumsi burung pipit, ia menyisakan kepalanya.
Mungkin karena paruh burung kecil ini tidak bisa ia cerna. Pun sebagai bukti
pada saya bahwa ia menghabisakan makanannya. Kepala burung pipit kemudian jadi
bangkai, lalat datang, kuman di mana-mana, hiiii ...
Untuk itulah, setiap
hari jangan lupa bersihkan kandang burung. Sapu dan bersihkan dengan air agar
higienis kembali. Jangan lupa selalu cuci tempat minum dan ganti air minumnya.
Pun sikat lantai yang penuh dengan kotoran burung hantu. Oiya, warna kotorannya
putih loh, konsistensinya cair.
Untuk memandikan burung
cukup semprot badannya dengan semprotan burung, seminggu sekali. Lalu jemur ia
di sinar matahari pagi. Jangan salah, gini-gini ia suka berjemur di jam-jam di
mana vitamin D dapat mengubah pro vitamin D jadi vitamin D di tulang, hihi.
Pinter banget sih si Tyto. Tahu aja kalau sinar matahari siang kaya ultraviolet
yang bisa merusak kulit >.<
Cukup sekian tips dari
saya. Ternyata merawat burung hantu sangat mudah, bukan?
Salam manis,
tha_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*