“Kira-kira kapan luka saya sembuh ya, Bu?” tanya seorang
pasien pasca operasi melahirkan, sectio caesaria.
Dipanggil
dengan sebutan demikian, membuat saya sedikit sedih kala itu. Semasa masih
bekerja di rumah sakit, saya masih belum menikah. Namun karena profesionalitas
kerja, dengan hangat saya jawab, “Dalam 3 hari, luka di bagian luar sudah
menutup. Akan tetapi keringnya belum sempurna. Sekitar 2 minggu, lukanya baru
benar-benar mengering. Nah agar bisa
demikian ... ada syaratnya!”
“Apa?”
“Banyak minum air putih.” Saya tersenyum melihat ekspresi
lega sang pasien. Mungkin dikiranya syaratnya seperti apa, eh ternyata mudah. “Minimal 1,5 liter sehari ya, seukuran botol air mineral besar ini,”
ujar saya sambil menunjuk sebuah botol. “Dengan demikian, luka jadi lekas
sembuh dan produksi ASI maksimal.”
Kebanyakan
pasien pasca operasi mengeluhkan kurangnya konsumsi air putih. Alasannya klise,
takut sering jadi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kalau dipakai jalan,
luka operasi terasa nyeri hingga merasa terganggu dan enggan menanggung resiko
tersebut. Akhirnya langkah yang diambil sangat ekstrim: diit air putih. Pun
karena adanya mitos yang menyebutkan bahwa semakin banyak minum air menimbulkan
semakin lama juga keringnya luka operasi. Pantangan demikian menimbulkan luka
bukannya sembuh, malah jadi terbuka dan jadi tempat tumbuhnya kuman.
Saya
seringkali menyaksikan bagaimana luka operasi terpaksa kembali dibuka dan
dijahit lagi karena gagalnya penutupan luka. Hal ini disebabkan kurangnya
nutrisi yang dikonsumsi dan sel-sel tubuh yang kurang optimal bekerja karena
kurang cairan tubuh. Air putih menjadi solusi untuk perbaikan sel-sel dan
merangsang tumbuhnya sel baru untuk penutupan luka. Konsumsi air putih yang
mencukupi membuat kondisi tubuh lebih fit, kerja sel optimal, otot dan kulit
mampu membuat jaringan baru dan nyeri luka jahitan jadi berkurang.
Pada
pasien pasca melahirkan lewat operasi sesar, juga membutuhkan banyak minum air
putih demi lancarnya produksi air susu ibu (ASI). Bila tubuh “kering” karena
kurang air, secara otomatis hormon prolaktin sulit terproduksi. Ini adalah
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian depan yang berada di dasar
otak, yakni hormon yang bertugas merangsang kelenjar susu untuk memproduksi
ASI. Bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi organ tubuh akan melemah dan
membuat stimulus ke otak kurang maksimal.
Baca Juga :
Selain itu, cairan tubuh yang terpenuhi dengan konsumsi air putih yang mencukupi, membuat organ tubuh ibu yang melahirkan, baik secara normal maupun lewat operasi, cepat kembali pulih. Luka-luka, baik yang dapat dilihat secara kasat mata seperti luka operasi maupun luka yang berada di dalam tubuh seperli luka jalan lahir, kondisinya akan membaik karena terbentuknya sel-sel baru pengganti sel-sel yang rusak. Darah pembawa oksigen juga dapat mengaliri area tersebut sehingga perbaikan jaringan jadi lebih cepat. Kandungan mineral yang terdapat dalam air putih membuat sel dan jaringan tubuh dapat menjalankan perannya dengan baik. Selain konsumsi air putih yang cukup, yaitu minimal 8 gelas atau 1,5 liter sehari, konsumsi makanan tinggi protein juga membantu percepatan kesembuhan luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*