Assalamualaikum
Lamaaa sekali saya tidak bercerita via tulisan. Rasanya sedikit deg-deg-an. Badan gemetaran. Kepala agak nyut-nyut-an. Sebentar ... Ah lupa, sedari siang saya belum makan :D Maaf ya OOT
Blog ialah salah satu media cerita. Walau rehat ngeblog, bukan berarti ikut berhenti bercerita. Pernah kebayang gak gimana rasanya bercerita tentang kehidupan kita pada orang baru? Kalau usianya sepantaran atau mungkin jauh lebih tua sih bukan masalah. Nah tahun lalu, saya mengisahkan apa yang saya lakukan sehari-hari pada anak-anak berseragam merah putih. Iya, anak SD, pada kelas 4 hingga 6 SD.
Diawali dari open recruitment relawan Kelas Inspirasi 3 Pasuruan yang disebar via WA, saya tertarik mengikutinya. Well ya, gak tau sih itu maksudnya apaan. Terlihat seru, yaudah ikut :D Lumayan kalau bertemu orang-orang baru, apalagi kalau profesinya beda. Kami dikelompokkan lalu disebar ke beberapa SDN di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Kebetulan nama saya ada pada kelompok SDN Bandaran 1 Kabupaten Pasuruan. Lokasinya di Winongan, dekat dengan Banyu Biru. Agak syok juga waktu baca ternyata saya anggota tercantik. Mungkin karena lokasinya agak rawan begal, makanya butuh 4 pengawal untuk melindungi jiwa ini :p
Selain saya, ada Boss Jack yang wartawan senior di Memorandum. Karena senior, lebih baik nebeng beliau ke lokasi pulang-pergi. Lagipula yang lain bukan warga Pasuruan, kalau nyasar berjamaah repot juga jadinya. Ada Fuad yang quality inspector di PT PAL, kerjanya ngecek kondisi kapal di Perak sana. Mas Halim yang sales marketing manager sebuah hotel di Tretes, Mas Septian yang trainer dan berdomisili di Surabaya, serta para dokumentator yakni Mas Ragil dan Anom Harya. Syukurlah ada fasilitator dari pihak Kelas Inspirasi yang membantu pelaksanaan, Devi dan Rahma. Dua cewek ini menanggalkan gelar saya sebagai wanita di sarang penyamun :D
Inti dari Kelas Inspirasi adalah memberi gambaran tentang beragam cita-cita yang bisa diraih dan menyemangati mereka agar berani bermimpi dan berjuang mewujudkannya. Para siswa SDN Bandaran 1 adalah mereka yang berada di daerah pinggiran dan dalam kondisi ekonomi yang kurang. Ketika ditanya tentang cita-cita, banyak yang hanya mengatupkan bibir dan menatap kami dengan pandangan kosong. Bahkan kalaupun ada, yang di benak mereka hanya satu profesi: pemain sepak bola. Di situlah kemudian kami, para relawan, berperan. Kami ceritakan tentang apa profesi kami, suka-dukanya, cara agar bisa jadi seperti kami, dan memotivasi mereka agar belajar, belajar dan belajar.
Di hari spesial itu, Senin, 7 September 2015, tersebutlah saya sebagai Bu BinTik aka Bidan Cantik yang berdiri mengisi kelas 4, 5 dan 6. Tiap sesinya 40 menit. Di situ saya cerita tentang bidan itu apa, sekolahnya bagaimana, kerjanya dimana dan ngapain aja, serta kisahproses hamil hingga melahirkan. Agak ketir-ketir saat menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut siswa kelas 4 SD, “Bu BinTik, adek bayi lahirnya lewat mana?”
Marilah tersenyum manis sebelum menjawabnya. Dekati dia sambil bawa boneka dan peragakan. Eh bukan memperagakan proses pembuatan dedek bayi, tapi proses kelahirannya. “Jadi, adek bayi lahirnya lewat sini: jalan lahir yang berada di antara kedua kaki ibu. Ibu melahirkan kamu dengan penuh pengorbanan. Merawat kamu dengan penuh kasih sayang. Menyusui kamu tanpa minta balasan. Mendoakan kamu selalu agar bahagia dunia akhirat. Itulah mengapa surga ada di bawah telapak kakinya.”
Saya mengatakan demikian dengan sedikit menahan haru. Iya, selalu sensitif kalau masalah Mama. Sesampainya di rumah, langsung peluk Mama dan bilang, “Artha sayang Mamaaa...” Makin bersyukur jadi bidan. Tahu bagaimana perjuangan ibu dalam melahirkan buah hatinya. Kian sadar bila berbakti itu kewajiban. Semakin ter-mind set untuk jadi ibu yang baik nan kuat untuk keturunan di masa depan. Yup, super sexy mommy! Hahaha.
Kembali ke acara utama, ya. Karena pada hari H Mas Halim tidak bisa hadir, maka saya beserta 3 cowok-baik mengisi kelas 4, 5, dan 6 seharian. Metode saya ialah bercerita dan memperagakan cara rawat bayi. Yang paling antusias mendengarkan bagaimana hamil dan melahirkan plus cara gedong dan gendong bayi malah para siswa, terutama yang kelas 4 SD. Mungkin karena faktor banyak di antara mereka yang punya adik bayi yang sering mereka gendong sendiri.
Kalau Boss Jack membagikan beberapa kamera mainan dan mempersilakan perwakilan siswa memegang dan main klik-klik kameranya yang luar biasa mahal ituh. Saya aja gak boleh megang, soalnya dia paham kalau ceroboh dan suka menjatuhkan barang >.< Si Fuad jadi Pak Guru yang nulis-nulis di papan tentang macam-macam kapal dan menunjukkan video yang isinya tentang aneka kapal. Yaiyalah, kalau aneka jajan berarti kerjanya di toko kue :D Sedangkan Mas Septian bermain bersama anak-anak menggunakan boneka tangan dan kacamata Gepeto-nya. Dia minta dipanggil GGS, Ganteng-ganteng Sholeh. Baiklah ...
Acara di sekolah ditutup dengan penerbangan sekitar 70 balon ke udara. Para guru minta diadakan acara serupa per 3 bulan. Anak-anak maunya setiap hari seperti ini. Kami juga ingin, tapi kalau harus meninggalkan profesi terlalu sering malah dapat surat peringatan dari atasan :D Sabar, bulan depab ada lagi. Entah di sekolah yang sama atau bagaimana, kita lihat saja di episode selanjutnya. Yang penting, closing di antara kami para relawan, dokumentator dan fasilitator adalah rumpi sambil ngerujak. Kami evaluasi kegiatan hari itu, masih banyak kekurangan tapi untunglah tertutupi oleh antusiasme para relawan dan pihak sekolah sehingga nampak berjalan normal.
Penasaran ingin ikut Kelas Inspirasi juga?
Ikut aja :D
Cukup sekian dulu ya.
Salam manis,
Tha_
Lamaaa sekali saya tidak bercerita via tulisan. Rasanya sedikit deg-deg-an. Badan gemetaran. Kepala agak nyut-nyut-an. Sebentar ... Ah lupa, sedari siang saya belum makan :D Maaf ya OOT
Blog ialah salah satu media cerita. Walau rehat ngeblog, bukan berarti ikut berhenti bercerita. Pernah kebayang gak gimana rasanya bercerita tentang kehidupan kita pada orang baru? Kalau usianya sepantaran atau mungkin jauh lebih tua sih bukan masalah. Nah tahun lalu, saya mengisahkan apa yang saya lakukan sehari-hari pada anak-anak berseragam merah putih. Iya, anak SD, pada kelas 4 hingga 6 SD.
Diawali dari open recruitment relawan Kelas Inspirasi 3 Pasuruan yang disebar via WA, saya tertarik mengikutinya. Well ya, gak tau sih itu maksudnya apaan. Terlihat seru, yaudah ikut :D Lumayan kalau bertemu orang-orang baru, apalagi kalau profesinya beda. Kami dikelompokkan lalu disebar ke beberapa SDN di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Kebetulan nama saya ada pada kelompok SDN Bandaran 1 Kabupaten Pasuruan. Lokasinya di Winongan, dekat dengan Banyu Biru. Agak syok juga waktu baca ternyata saya anggota tercantik. Mungkin karena lokasinya agak rawan begal, makanya butuh 4 pengawal untuk melindungi jiwa ini :p
Selain saya, ada Boss Jack yang wartawan senior di Memorandum. Karena senior, lebih baik nebeng beliau ke lokasi pulang-pergi. Lagipula yang lain bukan warga Pasuruan, kalau nyasar berjamaah repot juga jadinya. Ada Fuad yang quality inspector di PT PAL, kerjanya ngecek kondisi kapal di Perak sana. Mas Halim yang sales marketing manager sebuah hotel di Tretes, Mas Septian yang trainer dan berdomisili di Surabaya, serta para dokumentator yakni Mas Ragil dan Anom Harya. Syukurlah ada fasilitator dari pihak Kelas Inspirasi yang membantu pelaksanaan, Devi dan Rahma. Dua cewek ini menanggalkan gelar saya sebagai wanita di sarang penyamun :D
Inti dari Kelas Inspirasi adalah memberi gambaran tentang beragam cita-cita yang bisa diraih dan menyemangati mereka agar berani bermimpi dan berjuang mewujudkannya. Para siswa SDN Bandaran 1 adalah mereka yang berada di daerah pinggiran dan dalam kondisi ekonomi yang kurang. Ketika ditanya tentang cita-cita, banyak yang hanya mengatupkan bibir dan menatap kami dengan pandangan kosong. Bahkan kalaupun ada, yang di benak mereka hanya satu profesi: pemain sepak bola. Di situlah kemudian kami, para relawan, berperan. Kami ceritakan tentang apa profesi kami, suka-dukanya, cara agar bisa jadi seperti kami, dan memotivasi mereka agar belajar, belajar dan belajar.
Di hari spesial itu, Senin, 7 September 2015, tersebutlah saya sebagai Bu BinTik aka Bidan Cantik yang berdiri mengisi kelas 4, 5 dan 6. Tiap sesinya 40 menit. Di situ saya cerita tentang bidan itu apa, sekolahnya bagaimana, kerjanya dimana dan ngapain aja, serta kisahproses hamil hingga melahirkan. Agak ketir-ketir saat menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut siswa kelas 4 SD, “Bu BinTik, adek bayi lahirnya lewat mana?”
Marilah tersenyum manis sebelum menjawabnya. Dekati dia sambil bawa boneka dan peragakan. Eh bukan memperagakan proses pembuatan dedek bayi, tapi proses kelahirannya. “Jadi, adek bayi lahirnya lewat sini: jalan lahir yang berada di antara kedua kaki ibu. Ibu melahirkan kamu dengan penuh pengorbanan. Merawat kamu dengan penuh kasih sayang. Menyusui kamu tanpa minta balasan. Mendoakan kamu selalu agar bahagia dunia akhirat. Itulah mengapa surga ada di bawah telapak kakinya.”
Saya mengatakan demikian dengan sedikit menahan haru. Iya, selalu sensitif kalau masalah Mama. Sesampainya di rumah, langsung peluk Mama dan bilang, “Artha sayang Mamaaa...” Makin bersyukur jadi bidan. Tahu bagaimana perjuangan ibu dalam melahirkan buah hatinya. Kian sadar bila berbakti itu kewajiban. Semakin ter-mind set untuk jadi ibu yang baik nan kuat untuk keturunan di masa depan. Yup, super sexy mommy! Hahaha.
Kembali ke acara utama, ya. Karena pada hari H Mas Halim tidak bisa hadir, maka saya beserta 3 cowok-baik mengisi kelas 4, 5, dan 6 seharian. Metode saya ialah bercerita dan memperagakan cara rawat bayi. Yang paling antusias mendengarkan bagaimana hamil dan melahirkan plus cara gedong dan gendong bayi malah para siswa, terutama yang kelas 4 SD. Mungkin karena faktor banyak di antara mereka yang punya adik bayi yang sering mereka gendong sendiri.
Kalau Boss Jack membagikan beberapa kamera mainan dan mempersilakan perwakilan siswa memegang dan main klik-klik kameranya yang luar biasa mahal ituh. Saya aja gak boleh megang, soalnya dia paham kalau ceroboh dan suka menjatuhkan barang >.< Si Fuad jadi Pak Guru yang nulis-nulis di papan tentang macam-macam kapal dan menunjukkan video yang isinya tentang aneka kapal. Yaiyalah, kalau aneka jajan berarti kerjanya di toko kue :D Sedangkan Mas Septian bermain bersama anak-anak menggunakan boneka tangan dan kacamata Gepeto-nya. Dia minta dipanggil GGS, Ganteng-ganteng Sholeh. Baiklah ...
Acara di sekolah ditutup dengan penerbangan sekitar 70 balon ke udara. Para guru minta diadakan acara serupa per 3 bulan. Anak-anak maunya setiap hari seperti ini. Kami juga ingin, tapi kalau harus meninggalkan profesi terlalu sering malah dapat surat peringatan dari atasan :D Sabar, bulan depab ada lagi. Entah di sekolah yang sama atau bagaimana, kita lihat saja di episode selanjutnya. Yang penting, closing di antara kami para relawan, dokumentator dan fasilitator adalah rumpi sambil ngerujak. Kami evaluasi kegiatan hari itu, masih banyak kekurangan tapi untunglah tertutupi oleh antusiasme para relawan dan pihak sekolah sehingga nampak berjalan normal.
Penasaran ingin ikut Kelas Inspirasi juga?
Ikut aja :D
Cukup sekian dulu ya.
Salam manis,
Tha_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*