Salah satu obyek wisata menarik yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat ini pertama kali dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1760. Atas permintaan Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa yakni Nicolaas Harting, benteng ini dibangun dengan dalih menjaga keamanan Kraton dan sekitarnya, padahal memudahkan pengontrolan segala perkembangan yang ada di Kraton. Jaraknya dari Kraton Ngayogyokarto hanyalah sejauh 1 tembakan meriam, tentu hal ini membuat Sri Sultan gusar. Sehingga pembangunan awal bangunan ini walau masih sangat sederhana tetapi memakan waktu lama.
Kemudian di masa Van Ossenberg, benteng dibangun lebih permanen. Selesai pada 1787, benteng ini kemudian disebut Rustenburg yang artinya benteng peristirahatan. Saat terjadi gempa hebat di tahun 1867, terjadi banyak kerusakan. Kemudian benteng diperbaiki dan dinamakan Vredeburg, artinya benteng perdamaian. Hal ini melambangkan hubungan antara Belanda dan Kraton yang tidak
saling serang. Saat itu Kraton Ngayogyokarto memang disegani, sesuai
dengan arti namanya: daerah yang damai dan baik.
Dengan harga tiket 2 ribu untuk
dewasa dan setengahnya untuk anak-anak, Benteng Vredeburg bisa
dinikmati jam 8 pagi hinggajam 4-5 sore, tutup hanya pada hari Senin.
Sebelum memasuki pintu masuk, kita akan melewati sebuah jembatan dengan
air mancur di sisi kanan-kirinya. Dahulunya berupa jembatan gantung,
sebab selokan atau parit yang dibuat mengelilingi benteng dimaksudkan
sebagai perlindungan dari serangan luar.
Ruangan pertama yang dikunjungi ialah ruangan terpojok sisi kiri.
Ini adalah ruangan pengenalan, berfungsi sebagai mini studio yang
memutar film dokumenter tentang sejarah Vredeburg. Dari sinilah, kita
akan dibuat penasaran dengan isi benteng kokoh ini.
"Selamat datang! Kenali sejarah bangsamu. Sebab bangsa yang besar tidak akan melupakan sejarah bangsanya sendiri."
Dua meriam di kedua sisi menunjukkan sisa salah satu alat pertahanan benteng ini. Masih begitu kokoh, sepertinya bisa digunakan. Tetapi melawan siapa? Penjajah terbesar kini ialah bangsa sendiri. Korupsi, kemalasan, anti sosial, itulah yang hendaknya kita lawan. Bukan dengan meriam, tetapi dengan persatuan bangsa.
Di benteng perdamaian ini, ada 4 diorama, yakni:
1. Diorama
I: menggambarkan peristiwa sejarah yang terjadi sejak periode
Diponegoro sampai masa pendudukan jepang di Jogja (1825 – 1942)
Sebelum memasuki diorama, ada gambaran denah Benteng Vredeburg. Jadi bisa tahu, setela dari diorama I, mau ke mana lagi. Benteng ini lumayan luas, awas tersesat! Karenanya mengetahui denah itu perlu.
2. Diorama II: tergambarkan peristiwa sejak Proklamasi hingga Agresi Militer I (1945 – 1947) dalam 19 minirama.
Sebelum memasuki diorama, ada gambaran denah Benteng Vredeburg. Jadi bisa tahu, setela dari diorama I, mau ke mana lagi. Benteng ini lumayan luas, awas tersesat! Karenanya mengetahui denah itu perlu.
Bagi yang pertama kali ke sini, ruangan ini mengingatkan akan museum Tugu Pahlawan. Terdapat beragam dokumentasi dalam bentuk potret di sisi kanan kirinya. Selain minirama, ada layar sentuh edukatif mengenai sejarah bangsa kita, terutama daerah Jogja.
Salah satu contoh minirama |
Contoh alat kedokteran di masa lalu |
Ruangan ini terletak di sisi belakang diorama II. Jika kurang teliti, kadang tidak mengenali pintu menuju lokasi tersebut, sebab berada di dekat area permainana di diorama II yang lebih menarik mata.
Salah satu contoh papan keterangan minirama |
4. Diorama IV: peristiwa sejarah NKRI hingga Orde Baru (1950 – 1974)
Ruangan
ini yang paling 'seram' menurutku. Mungkin jarang yang ke sini, sebab
lokasinya agak jaduh dari 3 diorama lainnya. Selain itu, bangunannya
kurang terawat. Hawa dingin menusuk langsung menyerang ketika pertama
kali membuka pintu. Awalnya aku juga takut, sebab tertulis ada beberapa
benda sisa G30S PKI. Tetapi ... Sudah sampai sini, sayang sekali bila
terlewati.
Intinya di diorama
terakhir, 'suram'.
Sangat
menyenangkan menjelajahi benteng. Bisa juga menaiki tangga, menyusuri
benteng dan menikmati pemandangan sekitar benteng dari sini.
Buat
yang suka makan sepertiku, gak usah khawatir. Di Benteng Vredeburg juga
ada cafe-nya. Lapar dan haus, bukan masalah! Asal bawa uang ... :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*