Judul: Hasrat Terdalam,
maaf ... aku mencintainya
Penulis: Vindy
Putri
Penerbit: Gaca
Terbitan: 1, 2013
Tebal: 264 halaman
ISBN:
978-602-255-166-9
Izinkan aku mencintaimu
dengan kesederhanaanku ...
Izinkan aku
menyayangimu dengan keterbatasanku ...
Izinkan aku
memilikimu dengan segala yang kau punya ...
Izinkan aku menjaga
hatimu dalam kotak kecil di hatiku ...
Karena aku
menyayangimu ...
Karena aku mencintaimu
..
Karena aku tak
ingin melepaskanmu...
Tetaplah jadi
sandaran hatiku ...
Selama kau mampu
...
Tertarik dengan
judul Hasrat Terdalam dan tagline Maaf ..., Aku Mencintainya. Seperti
berkisah tentang perselingkuhan, minimal selingkuh hati karena menyukai seseorang
yang lain.
Sebelumnya saya
pernah baca karya Vindy, ia paling bisa kalau temanya humor. Dan benar ...
novel ini juga dibumbuhi dengan beberapa celetukan yang membuat pembacanya
tertawa. Eits tapi jangan salah, Vindy bisa romantis juga. Selain pada
sinopsis, pembukanya juga diberikan puisi yang membuat pembaca merenung:
“ ... Sekeping hati
tak kunjung bersatu ...
Hanya ikatan batin
dan keikhlasan ...
Ialah sesungguhnya
cinta.”
Karina, salah
seorang pekerja di restoran Caliandra, ingin merasakan seperti apa itu cinta. Pada
suatu waktu, ia bertemu dengan seseorang yang sangat memikat, lalu ia katakan
kalau ia jatuh cinta. Marsya, sahabat yang juga pekerja di restoran,
mengingatkan kalau mungkin apa yang dirasakan Karina hanyalah rasa suka, bukan
cinta.
“Jangan sekali-kali
kamu paksa yang namanya cinta. Cinta itu bumerang!,” kata Marsya sambil
menggenggam pundak Karina. “Yah, kalau kamu berani mencoba mencintai maka harus
mau menanggung sakit.”
Marsya tahu kalau
ada yang memendam rasa cinta pada sahabatnya itu. Orangnya dekat, sama-sama
pekerja di restoran Caliandra, Bayu. Ia kasir dan sering memandangi Karina yang
melayani pemesanan para pelanggan di hadapannya. Tetapi Bayu masih tak mau
mengungkapkan rasa, menunggu dan menunggu hingga Karina yang dalam masa
pencarian cinta kemudian memiliki rasa yang menggebu pada asisten dosennya,
Angga.
Penjabaran penemuan
cinta tidak hanya ada dalam hidup Karina, tetapi juga melanda Marsya. Orang tuanya
yang sering bertengkar membuatnya mengajak sang adik untuk ikut ke tempat
kerjanya. Hingga suatu hari adiknya bertemu dengan seorang lelaki dan
mengenalkan pada Marsya di Caliandra. Dari situlah, hubungan Marsya dan
Marangga, nama lelaki itu, semakin dekat.
Karina yang merasa
kisah cinta Marsya lebih baik perkembangannya daripada kisah cintanya sendiri,
merasa perlu mengambil sebuah keputusan. Ia mau diajak Angga jalan-jalan,
padahal ia tahu kalau Angga ada hubungan dengan Mila, teman sebangkunya. Karina
tahu kalau Mila pernah dipanggil ‘sayang’ oleh Angga dan menduga kalau Mila
ialah kekasih Angga. Tetapi dasar nekad, Karina tetap mau diajak pergi oleh
Angga untuk membuktikan perasaannya sendiri pada lelaki tersebut, apa benar itu
cinta.
Selain itu, ada
sebuah misteri yang berhasil dikuak oleh Bayu. Mengenai siapa pelanggan yang
selalu duduk di meja nomor 7 dan memesan udang goreng dan jus apel. Apakah benar
dia Angga? Ataukah orang lain yang mengagumi salah satu pekerja di restoran
Caliandra?
Lalu
bagaimana dengan Karina sendiri? Akankah ia benar-benar merasakan cinta
pada Angga? Ataukah pada orang lain yang memberinya banyak perhatian
spesial?
Agak
terganggu
dengan kualitas kertas yang menguning. Kemudian desain sampul juga
kurang
nyambung dengan isi buku. Kalau saja berlatar restoran, akan lebih
manis. Syukurlah
isi novel tidak mengecewakan, malah bikin kecanduan untuk menebak siapa
kira-kira pria bertopi di meja nomor 7 tersebut. Juga tertawan akan
keromantisan yang dilakukan oleh Bayu, oww ... siapa duga ia bisa jadi
lelaki yang berbeda saat tak lagi menghitung bon-bon pembelian?
"Arti dari tujuh bunga adalah ... arti cinta sejati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*