Judul: Bahagia Ketika Ikhlas
Penulis: Rena Puspa
Tebal: 186 halaman
Cetakan: I, 2014
Penerbit: PT Elex Media
Komputindo
ISBN: 978-602-02-4557-7
Tema: Parenting
Menjadi ibu adalah sebuah
perjuangan. Saya lebih bisa membayangkannya setelah menamatkan isi buku Bahagia
Ketika Ikhlas. Buku dengan layout cantik bernuansa merah muda ini memberi
gambaran secara jelas terperinci mengenai apa saja tugas dan keluhan ibu, serta
membuat pembacanya bisa ikut mengerti akan perasaan seorang ibu. Bukan karena
tema seputar menjadi ibu bahagia merupakan tema yang menarik untuk dijabarkan, saya
yakin selain ini merupakan ungkapan curahan hati penulisnya, buku inipun bertujuan
menyadarkan kaum hawa agar harus lebih banyak bersyukur serta ikhlas sehingga hidup
jadi lebih bahagia.
Warna sampul buku Bahagia Ketika
Ikhlas melambangkan sisi feminisme, merah muda. Gambar sampul yang menceritakan
tawa bahagia ibu ketika berjalan-jalan sambil mendorong kereta bayinya, memberikan
gambaran bahwa isi bukunya seputar kehidupan ibu dan buah hati. Bagaimana
caranya agar bisa sedemikian bahagia ketika merawat anak? Bagaimana caranya
bahagia kala letih mendera usai mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga? Bagaimana
caranya bahagia dengan kondisi fisik yang berubah setelah melahirkan buah
cinta? Buku ini menjawab semuanya.
Kebahagiaan memang harusnya
melekat pada ibu. Ini adalah penyeimbang karena Allah menganugerahi kekuatan
yang luar biasa dalam kehidupan seorang ibu agar bisa melalui masa hamil,
menyusui, dan melahirkan. Ketiga hal inilah yang membuat seorang ibu ingin
terus berusaha menjadi sosok terbaik. Kebahagiaan seperti apa yang didapat
seorang ibu dijelaskan lebih lanjut dalam bab Pendahuluan, bagian pertama dari
6 bab dari buku Bahagia Ketika Ikhlas.
Kemudian dikemukakan dalam bab Penyebab
Stres Hormonal pada Ibu, selama menjalani 3 masa alami tersebut, tubuh wanita
selalu berubah karena adanya pengaruh hormon. Perubahan ini membuat berbagai
keluhan yang selanjutnya memicu stres. Disebutkan bahwa masa hamil adalah masa
penggemblengan untuk menjadi seorang ibu. Stres seorang ibu biaanya dimulai
pada masa ini. Beruntung karya solo Rena Puspa ini bukan hanya berisi teori
tentang stres dan penyebabnya, namun juga memberi solusi dalam menangani segala
keluhan di masa hamil hingga menyusui. Ada juga gambaran tentang beberapa macam
cara persalinan yang bisa dipilih agar bisa menikmati masa melahirkan sang buah
hati.
Penyebab stres lainnya bisa juga
dari luar. Faktor eksternal terjadi karena adanya sosok baru di antara diri ibu
dan suami, yakni anak. Ketika menjadi ibu otomatis jiwa dan pikiran akan
mengarah pada kebaikan seorang anak. Ibu menganggap anak adalah bagian dari
dirinya, karena anak pernah berada di kandungannya selama masa hamil. Karena lebih
memikirkan buah hati, suami jadi merasa tersaingi. Atau mungkin jadi sibuk
dengan aktivitas masing-masing. Bab ketiga buku ini menjelaskan bagaimana
caranya agar hubungan suami tetap berjalan dengan baik. Tak lupa tentang bagaimana
cara agar ibu bisa menjadi manager keuangan handal demi kestabilan kesejahteraan
keluarga.
Sebagai insan individu, manusia juga
selalu memikirkan kebaikan dan kondisi dirinya sendiri. Pembahasan mengenai Being
Me – Menjadi Ibu yang Apa Adanya menjawab tentang bagaimana seorang wanita mampu
mengaktualisasi diri. Adalah salah besar apabila ada konsep yang menyebutkan bahwa
mampu membuat suatu hal besar dan diakui publik adalah bukti sukses
mengaktualisasi diri. Sebab aktualisasi diri sejatinya bermakna berhasil mengoptimalkan
segala potensi diri, entah sebagai ibu rumah tangga ataupun pekerja. Intinya,
aktualisasi diri adalah kemampuan untuk menghargai diri sendiri.
Apabila mampu menghargai diri
sendiri, seseorang akan lebih mudah ikhlas dan merasa bahagia. Sama halnya
dengan jujur pada diri sendiri, dengan memilih mana yang disukai maka bisa
menjalani sebuah kegiatan dengan penuh ikhlas dan memicu kata bahagia. Tidak perlu
takut untuk mengemukakan pilihan karena mengomunikasikan pilihan pada anak-anak
dan suami adalah wajib hukumnya. Buku ini mengajarkan demikian.
saya dan Bahagia Ketika Ikhlas |
Ikhlas bukan berarti menumpuk
emosi, namun mampu menerima rasa kecewa yang kemudian memacu suatu gebrakan
yang lebih baik. Selama ini kita memang mengenal sugesti positif thinking yang
membuat penolakan terhadap rasa kecewa namun segera mencari mana hikmah
terbaik. Memang cara tersebut baik, namun ternyata malah membuat penumpukan
rasa kecewa yang membuatnya kembali terbayang dan semakin menumpuk ketika
kegagalan terulang. Tubuh tidak akan menjadi rileks, malah akan semakin terguncang
ketika penumpukan kegagalan memenuhi kehidupan. Bagaimana ikhlas dapat menjadi
solusi dari pemecahan masalah, terbuka jelas dalam buku ini
Bab terakhir ditutup dengan
pembahasan mengenai Meraih Sukses dengan Hati Bahagia. Sukses dan bahagia
adalah 2 hal berbeda yang terkadang hanya terjadi salah satunya. Orang yang
menggebu ingin sukses, menghalalkan segala cara, yang terkadang malah membuang
kata bahagia dalam hidupnya. Yang penting punya banyak harta, tapi hidupnya tak
bahagia karena tak punya teman. Sudah sukses dengan jabatan tertinggi yang
diraih, namun tak bahagia karena belum memiliki pendamping. Tidak selamanya
sukses dan bahagia akan bersaing, adakalanya keduanya bersama apabila mampu
memahami caranya.
Buku ini bak kitab sakti para
wanita. Semuanya komplit, apa saja pertanyaan yang ada di kepala terjawabkan
dengan membaca isinya. Terlebih, tanpa segan penulisnya menunjukkan beberapa buku
bagus sebagai referensi. Seperti Female Brain karangan Louann Brizendine yang membahas tentang alaminya naluri
keibuan pada seorang ibu, atau Hipnostetri,
Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan
Melahirkan karya Yessi Aprilia, serta Quantum
Ikhlas karya Erbe Sentanu.
Bukan hanya menyajikan teori
tentang Bahagia Ketika Ikhlas, beberapa kisah nyata inspiratif yang disajikan
membuat pembacanya jadi mendapat banyak hikmah. Seperti bagaimana Saptuari
Sugiharto yang merupakan inisiator Gerakan Sosial #SedekahRombongan yang
terinspirasi pada sosok Putri Herlina. Sosok ini merupakan seorang gadis tanpa
lengan yang punya rasa ikhlas luar biasa hingga mampu selalu mensyukuri
hidupnya. Ia begitu percaya diri dan mampu melakukan banyak hal sama seperti yang
dilakukan orang normal. Hingga akhirnya ia bertemu jodohnya, anak pejabat bank
ternama di Indonesia.
“Kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat menghantarkan kepada kesuksesan (surga)” – Ali Bin Abi Thalib [penggalan dari Buku #BahagiaKetikaIkhlas halaman 164]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*