Judul: Oda Nobunaga 2, Sang Penakluk dari Owari
Penulis: Sohachi Yamaoka
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Kansha Publishing
Cetakan: 1, Desember 2013
Tebal: 453 halaman
ISBN: 978-602-17961-4-6
Nobuyuki -adik Nobunaga- beserta kelompoknya telah menentukan waktu untuk membunuh Nobunaga yang dikabarkan sakit parah. Selain harus menghadapi adiknya, Nobunaga pun harus menghadapi pasukan Tokugawa Ieyasu dan Imagawa Yoshimoto yang memiliki pasukan sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan Nobunaga. Kini, tanpa dukungan mertuanya yang telah diserang sehingga harus menyerahkan kastelnya, Nobunaga harus menghadapi musuh dari emat penjuru.
Bagaimana Nobunaga menghadapinya?
Buku kedua ini akan membuat kita hanyut dalam kisah asmara dan cara ‘gila’ Nobunaga menghadapi para musuhnya.
Sudah membaca resensi Oda Nobunaga 1 yang saya tulis sebelumnya?
Kisah si Bodoh dari Owari ini semakin seru saja. Di usianya yang ke-27 tahun, Nobunaga tumbuh menjadi pemimpin dengan kecerdikan yang tiada tanding. Walau banyak anggota klan Oda yang mendukung Nobuyuki, namun satu per satu akhirnya terpikat dengan pesona kecerdikannya. Salah satunya ialah Sakuma Daigaku. Awalnya, Daigaku mengira bahwa hidup Nobunaga hanya dihabiskan untuk bersenang-senanqg dengan ketiga selirnya hingga terjadi kekacauan di dalam rumah tangganya. Namun ternyata ... semuanya baik-baik saja.
Pada halaman 25 tertulis, Sakuma Daigaku baru memahami mengapa mendiang Tuan Besar Nobuhide tidak ingin menyingkirkan Nobunaga dari kedudukan sebagai pewaris tahta. Mengapa Hirate Masahide mengandalkan Nobunaga pada saat terakhir, mengapa Putri Noh yang begitu cerdas tetap menuruti Nobunaga. Kini dia pun tertarik pada Nobunaga.
Nobunaga mengajari Daigaku sebuah strategi agar bisa menang dalam peperangan. Ia meminta Daigaku membangun kubu pertahanan di Nazuka, dibangun 2 hari sebelum musuh datang. Sehari sebelum penyerangan, hujan lebat turun dan membuat musuh mengira bahwa kubu pertahanan yang dibangun tidak akan selesai dan dapat dirobohkan bersamaan dengan memanen padi. Ternyata ... malah pihak musuh yang kalah dengan cara tak terduga. Wow!
“Aku ... aku ... salah menanggap Tuan Nobunaga. Aku ini ... buta,” kata pihak musuh di halaman 51.
Banyak yang mengira bahwa Nobunaga pasti akan menghabisi nyawa adiknya. Hingga sang ibu, Nyonya Koririn, memohon ampunan bagi Nobuyuki. Ini merupakan siasat, sebab walau keduanya anak kandung tetapi Nyonya Koririn lebih memihak pada Nobuyuki. Nyatanya, walau bagaimana pun memang Nobunaga lebih berhak memegang tahta yang sekarang. Nobuyuki yang terlampau tingggi menilai dirinya, akhirnya mati dengan cara mengenaskan.
Pada buku kedua ini, lebih banyak dipaparkan kisah peperangan. Mungkin memang sengaja dibuat sebagai satu catatan tentang bagaimana langkah Nobunaga untuk bisa menguasai Jepang. Pada masa pemerintahan Nobunaga, wilayah Owari sangat aman. Bahkan penduduk bisa tidur nyenyak di malam hari tanpa mengunci pintunya. Keren!
Pada salah satu peperangan, banyak keraguan kalau Nobunaga bisa menang. Pasukannya yang hanya 4000 akan melawan 40.000 pasukan musuh. Di saat yang seharusnya memimpin rapat untuk rencana peperangan, setiap malam Nobunaga malah keluar kastel untuk menari bersama para petani. Banyak anak buahnya yang dibuat kesal, namun ternyata ada siasat perang yang telah dipersiapkan oleh Nobunaga. Lagi-lagi ... siasat tak tertebak!
Sayang sekali ... kisah asmara Nobunaga beserta 3 selirnya tidak dijabarkan lebih jelas. Tidak seperti di dalam buku 1 di mana ada kisah awal mula perjumpaannya dengan Putri Noh hingga masa bulan madunya, di dalam buku kedua ini hanya diceritakan bahwa Nobunaga telah berselir dan kemudian memiliki keturunan. Putri Noh tetap memegang peranan penting di dalam hidup Nobunaga, sang belahan jiwa yang sangat memahami watak dan strategi sang suami.
Sepertinya ... masih ada kelanjutan dari buku kedua ini. Nobunaga telah mendekat pada Shogun Yoshiteru, penguasa Istana Keshogunan. Ia yang bertekad untuk setia pada Kekaisaran Jepang berencana membantu Shogun. Namun masih ada banyak hal yang beum diselesaikan. Juga konflik yang terjadi di Mino, apa yang akan dilakukan oleh Tatsuoki, keturunan Mamushi? Ah ... semakin membuat penasaran.