Judul:
Wonder, don’t judge a boy by his face
Penulis:
R. J. Palacio
Penerjemah:
Harisa Permatasari
Penerbit:
Atria
Cetakan:
1, September 2012
Tebal:
430 halaman
ISBN:
978-979-024-508-2
“Kuharap,
setiap hari adalah Halloween. Kita semua bisa memakai topeng setiap saat. Lalu
kita bisa berjalan-jalan dan saling mengenal sebelum melihat penampilan kita di
balik topeng.”
August
(Auggie) Pullman lahir dengan kelainan Mandibulofacial Dysostosis, sebuah
kondisi rumit yang membuat wajahnya tampak tidak biasa. Meskipun dia sudah
menjalani serangkaian operasi, penampilan luarnya tetap saja terlihat berbeda.
Namun, bagi segelintir orang yang mengenalnya, dia adalah anak yang lucu,
cerdas dan pemberani.
Auggie
mengalami petualangan yang lebih menakutkan daripada operasi-operasi yang
dijalaninya ketika dia menjadi murid kelas lima di Beecher Prep. Kalian pasti
tahu menjadi murid baru itu bukanlah hal yang mudah. Ditambah lagi Auggie
adalah anak biasa dengan wajah yang sangat tidak biasa.
Terenyuh saat tahu bagaimana nasib
Auggie. Usianya baru 10 tahun, tapi cobaan hidupnya begitu berat. Banyak orang
yang ngeri ketika memandang wajahnya juga takut bersentuhan dengannya. Wabah, istilahnya
demikian. Bahkan ada beberapa orang yang dengan tega mengoloknya, walau yang
lebih menyakitkan ialah teman yang bersikap baik tetapi itu hanya kepura-puraan.
Ia menderita suatu penyakit yang namanya
cukup sulit dihapal oleh anak seusianya. Mandibulofacial dysostosis atau
Sindrom Treacher Collins ialah kelainan genetik langka -hanya 1 dari 10.000
kelahiran- yang ditandai dengan perubahan bentuk wajah seperti letak mata
miring ke bawah, rahang kecil di bawah, dan perubahan bentuk telinga, atau
bahkan tidak adanya telinga. Satu penyebab sindrom ini yang diketahui adalah
mutasi pada gen.
Kehidupannya
yang begitu tentram karena selalu tinggal di rumah, tiba-tiba berubah saat
ibunya memutuskan kalau Auggie harus bersekolah di sekolah ‘yang sebenarnya’. Sebelumnya
ibu Auggie berperan menjadi guru dan mengajarinya banyak hal di rumah. Itu karena
sejak kecil, Auggie harus menjalani 27 kali operasi untuk menangani bentuk fisiknya.
Jadi ia tidak sekolah bukan karena penampilannya yang membuatnya takut
dipandang orang lain dengan tatapan menusuk.
Hingga
akhirnya ayah dan ibunya menyebut nama Mr. Tushman, kepala sekolah tempat
Auggie bersekolah nantinya, Beecher Prep. Terdengar lucu dan Auggie langsung
berkata, “Ya”. Ketiganya lalu mengunjungi calon sekolah Auggie. Mr. Tushman
sungguh baik dan memahami kondisinya, beliau lalu mengutus 3 orang siswanya
untuk menjadi teman pertama Auggie dan mengajaknya berkeliling sekolah. Sikap ketiganya
lumayan baik, walau Julian, salah satu dari ketiga teman barunya, sempat
membuat Auggie kesal.
“Apa
yang terjadi dengan wajahmu? Maksudku, apa kau terluka dalam kebakaran, atau
semacamnya?” (halaman 40)
Setelah
kunjungan tersebut, Auggie tetap pada pendiriannya, ingin sekolah. Ayahnya yang
awalnya berpendapat bahwa Auggie sebenarnya tidak perlu bersekolah, mengatakan
sangat bangga pada cara Auggie dalam menghadapi Julian. Katanya putranya itu
sudah berubah menjadi pria kuat. Sebaliknya, sang ibu malah cemas dan tidak
yakin kalau keputusannya menyekolahkan Auggie ialah tindakan yang benar. Ia tak
mau putranya terluka.
Pada
hari pertamanya, Auggie mendapat sambutan yang sudah diduganya. Ya, tidak ada
yang mau duduk di sampingnya selain Jack, salah satu dari ketiga teman barunya.
Pun saat makan siang di kantin, bahkan Charlotte, gadis malaikat yang juga
menamaninya menjalani tur kecil di awal mengenal sekolah, tidak tampak. Hingga kemudian
ada seorang gadis yang menyapanya, “Hei, apa ada yang menempati kursi ini?”
Dialah
Summer, salah seorang yang sebelumnya memperhatikannya sambil berbisik kepada
teman-temannya. Summer baik padanya, tapi Auggie lalu mengira bahwa sikap
baiknya itu karena disuruh oleh kepala sekolah, sama seperti yang terjadi pada
Jack. Karena kesalahpahaman itu, Auggie sempat berjauhan dengan Summer dan
semakin merasa bahwa dirinya buruh, sangat buruk.
Ini
pendapatku: kami semua menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membuat August
merasa dirinya normal hingga dia sungguh-sungguh merasa normal. Dan masalahnya
adalah, dia tidak normal. (halaman 127)
Via,
kakak Auggie, sebenarnya sangat menyayangi adiknya. Namun karena sikap kedua
orangtuanya yang terlalu memperhatikan Auggie, membuat dirinya harus menahan
diri dan semakin pintar bermain peran kalau kondisinya selalu baik-baik saja. Di masa
sekolah menengahnya, Via menemui banyak kesulitan. Hingga kemudian terucaplah
kalimat yang membuat hubungannya dengan sang ibu dan Auggie memburuk.
Novel
ini dikemas dengan konsep yang menarik. Sudut pandang tidak hanya diambil dari
sang tokoh utama, August Pullman, namun juga dari sudut pandang Via, Summer,
Jack dan beberapa tokoh lainnya. Bagaimana hingga kemudian orang lain dapat
menerima kondisi Auggie, diceritakan dengan alur tak tertebak. Begitu menyentuh,
hingga mampu mengoyak emosi di beberapa bagian.
Problema
remaja memang banyak macamnya. Bukan hanya masalah fisik, bagaimana
memperoleh kepopuleran pun membuat pusing banyak remaja. Hingga banyak
cara dilakukan, termasuk menghasut teman-teman dan akhirnya ditasbihkan
sebagai tokoh sentral. Bagaimana peran orang tua dan guru, dicontohkan
dalam novel berkover merah ini.
Auggie
yang malang. Di dunia ini masih banyak yang menilai seseorang dari kondisi
fisik. Saya kecewa dengan sikap para pengolok Auggie, tidakkah mereka
membayangkan apabila berada di posisi Auggie? Tidak ada yang minta diciptakan
tidak sempurna. Tapi Auggie begitu kuat. Ia memiliki kodrat kebaikan hati,
kuatnya karakter dan keberaniannya menghadapi kenyataan. Banyak pelajaran yang
bisa kita ambil, salah satunya tentang kebaikan.
“Jika
semua orang yang ada di ruangan ini berpegang pada aturan bahwa di mana pun
kalian berada, kapan pun kalian bisa, kalian akan berusaha lebih berbaik hati
dari yang seharusnya ... dunia ini sungguh-sungguh bisa menjadi tempat yang
lebih baik,” pesan Mr. Tushman di halaman 410.
Bersedia menikmati kisah untuk menguatkan jiwa dan menggugah rasa syukur? Novel ini layak kalian buru!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*