www.kata-artha.com
----
“Ini cewek apa cowok?”
Pertanyaan itu selalu terlontar ketika bertemu mereka yang mengetahui
kalau saya hamil. Sampai kemarin siang,
saya masih tersenyum karena memang belum tahu. Nah kalau sekarang bisa jawab, “InshaAllah
cowok, danteng dan mancung.” Mohon doanya si janin yang sudah aktif
bergerak ini sehat selalu, sempurna dan bisa lahir dengan selamat, yah. Aamiin.
Bila ada yang mengikuti potret dan kisah akun instagram
@artha.amalia, pasti tahu kalau saya baru pertama kali melakukan pemeriksaan
kandungan via ultrasonografi (USG) saat usia kandungan 10 minggu. Sengaja… Jadi
sebulan terlambat menstruasi, saya hanya uji testpack biasa. Begitu hasilnya bergaris dua, saya tahan-tahan agar tidak periksa ke bidan. Lha gimana wong saya sendiri juga bidan.
Nantinya hanya dianjurkan minum vitamin juga banyak istirahat setelah tes kencing
diulang dan yakin benar-benar positif.
Salah satu tanda
pasti hamil adalah dari hasil USG. Kalau usia kandungan masih kisaran 4
minggu, hanya terlihat kantong janin saja. Jadi ibarat telur ayam, masih berupa
cangkang dan belum ada isi telurnya.
Nanti setelah usia kehamilan lebih dari
6 minggu maka ketuban, janin, dan detak jantungnya akan terlihat lewat USG.
Di sinilah awal janin bisa dikatakan sehat dan tumbuh berkembang. Tidak ada
kegagalan perkembangan atau yang dalam bahasa medis disebut blighted ovum, kasus yang sering saya
temui semasa bekerja di rumah sakit dan kemudian harus berakhir dengan pengguguran
janin sebab sia-sia dilanjutkan. Janin yang tidak bisa berkembang hanya menjadi
racun di tubuh sang ibu.
Karena masih jadi warga baru Sidoarjo, saya mencari info di
mana rumah sakit yang menyediakan layanan USG 2 dimensi. Selain tarifnya murah,
hasilnya valid. Kalau ujug-ujug mau 4
dimensi, tidak ada sesuatu ‘menarik’ bisa dilihat. Kan wajah dan bentuk janin belum terbentuk, masih berupa gumpalan
embrio yang berukuran beberapa millimeter. Terlalu imut.
Baca juga: Panduan Bertanya pada Dokter Saat USG
Krian menjadi domisili saya dan suami untuk saat ini dan seterusnya.
Salah satu rumah sakit yang dekat dengan rumah kami adalah RSU Anwar Medika. Berlokasi di By Pass Krian KM 33 Balongbendo, bisa ditempuh sekitar 10 menit
menggunakan motor. Jika ingin tahu info lebih mengenai rumah sakit swasta yang
menjadi pusat rujukan trauma center Sidoarjo
ini, bisa follow akun instagram
@rsu.anwarmedika. Kebetulan salah satu
dokter kandungannya ada yang perempuan, sesuai keinginan Mas Boz. Namanya dr Linda, SpOG. Buka praktek di Minggu
pagi, pas suami libur kerja dan wajib menemani periksa.
Kalau mau daftar periksa ke poli kandungan, tidak bisa lewat
telepon sebab harus datang langsung dan memperoleh kartu pasien. Bentuknya bagus,
seperti kartu ATM. Kartu ini berlaku selamanya. Tarif pendaftaran pasien baru
hanya Rp 3.000,-. Murah ya untuk ukuran rumah sakit swasta? Kami registrasi di
Sabtu sore untuk ikut jadwal periksa Minggu pagi.
Jadwal registrasi pasien poli:
Pukul 06.00 – 09.00
WIB untuk pemeriksaan di hari tersebut
Pukul 11.00 – 16.00
WIB untuk pemeriksaan keesok harinya
Keesok harinya di Minggu tanggal 14 Mei 2017, kami datang
jam 9 pagi. Langsung ke bagian registrasi dan mendapat nomor antrean 10. Kami lalu
menunggu di depan poli kandungan, di mana juga banyak wanita berperut buncit
yang ditemani suami masing-masing serta beberapa anak kecil. Wih… begini yaa rasanya jadi pasien. Deg-deg
an menunggu antrean, hihi.
Jam 10 pagi, petugas memanggil nama saya dan meminta agar
segera ke bagian loket untuk mlakukan pembayaran. Suami sigap berangkat dan
membayar Rp 97.000,- untuk biaya pemeriksaan. Totalnya Rp 100.000,- untuk USG 2 Dimensi di RSU Anwar Medika Krian,
murah kan? Kalau pakai BPJS, gratis! Tapi harus menyertakan rujukan dari
puskesmas setempat.
Setengah jam kemudian, saya dan suami baru masuk ke ruang
dokter. Ini nih salah satu sensasi menjadi pasien: harus sabar antre demi
bertemu sang ahli. Tapi semua terbayar saat bertatap muka dengan dr Linda,
SpOG. Ditemani 2 bidan, mereka sangat ramah dan suasananya menyenangkan. Pemeriksaan
USG pun berjalan lancar.
Baca juga:: Cerita Persalinan Normal 3900 gram
Kami bisa melihat lansung isi rahim saya melalui layar LCD
di tembok. Subhanallah… takjub melihat janin sudah tumbuh sebesar itu. Usia kandungan
saat itu 10 minggu. Tampak ruang hitam pekat yang kata dokter adalah ketuban. Jumlahnya
banyak. Lalu ada bagian yang berkedip-kedip yang merupakan detak jantung janin
saya. Sedangkan ukuran janin sekitar 3 cm dengan perkiraan kelahiran tanggal 10
Desember 2017.
Nah untuk USG 4 Dimensi, baru saya lakukan kemarin malam. Sebelumnya
saya mencari info tentang #USGSidoarjo via instagram. Biasalah yaaa calon ibu
kekinian, hihi. Lalu dapat info tentang Klinik
Almira Medika di Sedati, Sidoarjo. Harganya murah, USG 4 Dimensi cuma 250 ribu.
Sangat terjangkau! Namun lumayan jauh dari Krian, dekat Bandara Juanda.
Demi menengok sosok wajah janin tersayang beserta menjawab
keingintahuan Mama saya tentang jenis kelaminnya, berangkatlah kami ke Klinik Almira Medika. Lokasinya di Jl. Raya Sedati Agung 3 no 73, Betro,
Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Kalau menurut google map waktu tempuh sekitar 40 menit. Kami berangkat dari rumah
jam 5 sore, karena waktu registrasi baru boleh jam 6 sore. Magrib-an di jalan,
mampir rumah budhe di Waru.
Jadwal registrasi pasien poli:
Senin sampai Sabtu pukul
18.00 – 20.00 WIB
Karena baru pertama kali periksa, saya pun mendapat kartu
pasien. Langsung ditempel pada buku pink,
istilah untuk Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang wajib dimiliki oleh semua ibu
hamil. Setelah menyalin data kehamilan yang tertera pada buku pink, saya dan suami dipersilakan duduk
di ruang tunggu. Ruang tunggunya lumayan luas, bersih dan rapi.
Oiya klinik ini juga merupakan klinik kecantikan. Maka tak
heran kalau di ruang pendaftaran juga ada album produk kecantikan. Ada dokter
gigi, anak dan dokter umum juga. Lumayan lengkap untuk fasilitas kesehatan yang
masih tergolong baru dibangun. Petugas juga ramah dan sopan.
Setelah ditimbang berat badan dan diukur tekanan darahnya, jam
7 malam nama saya dipanggil untuk masuk ke ruang dokter. Satu-satunya dokter
kandungan yang ada adalah dr Ristio
Budianto, SpOG., M.Kes. Setelah dipersilakan berbaring di atas bed, bidan menyiapkan area perut saya
dengan diolesi gel. Dokter juga menanyakan mau pemeriksaan USG berapa dimensi.
“Yang 4 dimensi, Dok…”
Seperti di tempat sebelumnya, di sini juga ada layar LCD
untuk dipandang pasien dan suami. Bidan menyilakan Mas Boz untuk merekam. Subhanallah…
lagi-lagi kami takjub. Kuasa Allah begitu nyata, wajah sang janin terlihat
jelas dengan USG 4 Dimensi ini. Durasi pemeriksaan lebih dari 10 menit.
Dokternya juga mau menjawab segala pertanyaan saya. Bagaimana kondisi
ari-arinya, ketuban, berat janin, jenis kelamin dan sebagainya.
“InshaAllah ini cowok,”
kata dr Ristio, SpOG., M.Kes seraya menyorot bagian kelamin janin. “Nanti
plasentanya juga naik, kok. Tenang saja.”
Usia kandungan saya telah 22-23 minggu dengan perkiraan
janin laki-laki, tunggal hidup berberat 560 gram. Ketubannya cukup, ari-arinya
bagus. Tapi perkiraan kelahiran maju jadi 6 Desember 2017. Yah namanya juga
tafsiran, bisa maju mundur sekitar 2 minggu.
Sedikit cemas dengan posisi janin yang tampak menempel pada plasenta. Sudah tahu apa itu plasenta dan gunanya bagi janin? Kalau belum tahu, info tentang plasenta atau ari-ari di link ini WAJIB dibaca. Yah semoga janin saya selalu tumbuh sehat dan bisa lahir dengan selamat. Mengingat kemarin sempat ada gerhana bulan, kata orang ternyata harus mandi tengah malam namun tak saya lakukan. Mitos sih, tapi yang namanya cemas pasti ada kan?
Sedikit cemas dengan posisi janin yang tampak menempel pada plasenta. Sudah tahu apa itu plasenta dan gunanya bagi janin? Kalau belum tahu, info tentang plasenta atau ari-ari di link ini WAJIB dibaca. Yah semoga janin saya selalu tumbuh sehat dan bisa lahir dengan selamat. Mengingat kemarin sempat ada gerhana bulan, kata orang ternyata harus mandi tengah malam namun tak saya lakukan. Mitos sih, tapi yang namanya cemas pasti ada kan?
Baca: Ketidaknyamanan Selama Kehamilan
Pada pemeriksaan 4
Dimensi bertarif Rp 250.000,- di Klinik Almira Medika ini, kami mendapat sebuah
foto USG 2 Dimensi dan sebuah foto USG 4 Dimensi. Kami lalu diantar menuju
apotek untuk pengambilan obat. Kata apoteker, saya mendapat resep asupan DHA
dan kalsium. Lagi-lagi, karena saya lebih memilih suplemen kehamilan folamil gold¸lanjutan vitamin folamil
genio, maka saya menolak dan hanya membayar biaya pemeriksaan saja. Info tentang Folamil genio dan gold bisa dibaca di SINI. Sedangkan untuk perbandingannya dengan multivitamin lainnya bisa dibaca di SINI.
Kalau mau tahu hasil foto-foto USG 4 Dimensi lainnya, bisa
ditengok di akun instagram @almira_medika.
Mau tanya lebih lanjut, bisa hubungi nomor telepon yang tertera.
UPDATE:
UPDATE:
Alhamdulillah tanggal 27 September 2017, saya dan suami dapat potret perkembangan si 'dedek' lagi. Tapi kali ini hanya 2 dimensi. Sedih sih, maunya 4 dimensi sekalian biar jelas lihat wajahnya. Sayangnya kata dokter, si 'dedek' ngumpetin wajahnya.
Atas saran Om yang bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Arafah Anwar Medika, dengan diantar Mas Boz, saya periksa kehamilan. Lokasinya hampir 20 menit dari rumah, hampir sama dengan RS Anwar Medika yah namanya. Namun rumah sakit khusus ibu dan anak ini lokasinya di Jl. Sawo nomor 2 Dungus, Sukodono, Sidoarjo.
Jadwal registrasi pasien poli:
Rabu dan Kamis pukul 18.00 – 20.00 WIB
Kami sampai di RSIA dengan bangunan sederhana ini sekitar jam 7 malam. Parkirnya di sisi kiri rumah sakit, berhadapan dengan sungai. Langsung ke bagian registrasi, mengisi formulir data pasien dan persetujuan pasien (informed consent). Setelah itu mendapat nomor antrean, nomor 10 di poli spesialis 2 yang merupakan poli kandungan.
Ternyata jam segitu sudah banyak yang antre. Saya baru dipanggil masuk sekitar jam setengah 9, lumayan lama. Saya sarankan bawa camilan dan air minum biar tidak bosan. Tidak ada bacaan yang disediakan pihak RSIA. Kantin juga jaraknya lumayan jauh. Huhu.
Saat nomor 10 dipanggil, kami berdua masuk. Dokter kandungannya adalah dr Rizki Pranadyan, SpOG. Usianya masih muda dan sangat ramah. Beliau menanyakan mengapa kami ingin USG 4 Dimensi.
"Biar lebih jelas tahu kondisi fisik janin, Dok!" jawab saya.
Sang dokter sempat geleng-geleng sebentar. Apalagi tahu saya sudah bergonta-ganti dokter untuk USG. Hihi. Yah namanya juga mencari yang 'tepat' untuk kebaikan si janin.
"Padahal malah lebih jelas dengan 2 Dimensi, loh. Yuk naik ke bed, saya jelaskan..." kata dokter Rizki sambil mempersilakan saya tiduran untuk dilihat isi rahimnya.
Awalnya beliau coba 4 dimensi, namun karena katanya si janin sedang telungkup, wajahnya tidak terlihat. Jadi dilanjut 2 dimensi, tetapi dokter Rizki benar-benar menjelaskan dengan detail. Mulai bagaimana tulang tengkorak janij yang bulat dan utuh, adanya tulang hidung dan bentuk bibir, tulang paha dan jemari yang lengkap. Lokasi plasenta dan jumlah ketuban juga dijelaskan.
Hasil USG yang diberikan ada 2 lembar, dimasukkan dalam wadah USG tersendiri. Tulisan yang tertera bisa dibaca juga oleh orang awam, kok. Misalnya lingkar kepala yang disingkat BPD, tanggal perkiraan persalinan yang disingkat EDD serta berat janin yang tertera dalam EFW. Untuk usia kandungan 30-31 minggu, janin saya seberat 1681 gram. Normal, karena harapan saya tidak terlalu 'besar' di dalam, takut susah saat mengejan nanti. Hehe. Semoga bisa lahir normal sehat selamat, yaa Nak ^^
Setelah sekitar 15 menit di dalam, dokter bertanya vitamin apa yang saya konsumsi. Saya jawab FOLAMIL GOLD dan lagi-lagi dokter tidak memberi resep tambahan. Alhamdulillah vitamin yang saya pilih sudah terbaik. Setelahnya kami pun pamit dan diantar seorang petugas ke loket pembayaran untuk menyelesaikan administrasi.
Biaya USG 2 dimensi di RSIA Arafah Anwar Medika Sukodono menurut saya lebih mahal dibanding RS lainnya. Mungkin karena penjelasan dokter lebih lengkap ya. Total mengeluarkan uang 181 ribu dengan rincian:
- administrasi dan mendapat kartu pasien dan data MR (medical record) Rp 6.000,-
- USG 2 dimensi Rp 75.000,-
- bea dokter spesialis Rp 100.000,-
Tapi menurut info yang saya dapatkan di bagian administrasi, biaya untuk USG 4 Dimensi MURAH karena hanya Rp 235 ribu. Sayangnya yaaa itu tadi, si dedek tidak mau menunjukkan wajahnya. Tapi 'monas'nya terlihat via 2 dimensi, lumayan lah...
Demikian tempat pemeriksaan USG kandungan murah di Sidoarjoyang saya kunjungi. Nanti di usia kandungan 9 bulan, saya berencana USG di tempat lain. Jadi postingan ini pasti saya update. Ditunggu ya … Semoga berguna bagi calon ibu, terutama yang berdomisili di Kabupaten Sidoarjo seperti saya.
Ternyata jam segitu sudah banyak yang antre. Saya baru dipanggil masuk sekitar jam setengah 9, lumayan lama. Saya sarankan bawa camilan dan air minum biar tidak bosan. Tidak ada bacaan yang disediakan pihak RSIA. Kantin juga jaraknya lumayan jauh. Huhu.
Saat nomor 10 dipanggil, kami berdua masuk. Dokter kandungannya adalah dr Rizki Pranadyan, SpOG. Usianya masih muda dan sangat ramah. Beliau menanyakan mengapa kami ingin USG 4 Dimensi.
"Biar lebih jelas tahu kondisi fisik janin, Dok!" jawab saya.
Sang dokter sempat geleng-geleng sebentar. Apalagi tahu saya sudah bergonta-ganti dokter untuk USG. Hihi. Yah namanya juga mencari yang 'tepat' untuk kebaikan si janin.
"Padahal malah lebih jelas dengan 2 Dimensi, loh. Yuk naik ke bed, saya jelaskan..." kata dokter Rizki sambil mempersilakan saya tiduran untuk dilihat isi rahimnya.
Awalnya beliau coba 4 dimensi, namun karena katanya si janin sedang telungkup, wajahnya tidak terlihat. Jadi dilanjut 2 dimensi, tetapi dokter Rizki benar-benar menjelaskan dengan detail. Mulai bagaimana tulang tengkorak janij yang bulat dan utuh, adanya tulang hidung dan bentuk bibir, tulang paha dan jemari yang lengkap. Lokasi plasenta dan jumlah ketuban juga dijelaskan.
Hasil USG yang diberikan ada 2 lembar, dimasukkan dalam wadah USG tersendiri. Tulisan yang tertera bisa dibaca juga oleh orang awam, kok. Misalnya lingkar kepala yang disingkat BPD, tanggal perkiraan persalinan yang disingkat EDD serta berat janin yang tertera dalam EFW. Untuk usia kandungan 30-31 minggu, janin saya seberat 1681 gram. Normal, karena harapan saya tidak terlalu 'besar' di dalam, takut susah saat mengejan nanti. Hehe. Semoga bisa lahir normal sehat selamat, yaa Nak ^^
Setelah sekitar 15 menit di dalam, dokter bertanya vitamin apa yang saya konsumsi. Saya jawab FOLAMIL GOLD dan lagi-lagi dokter tidak memberi resep tambahan. Alhamdulillah vitamin yang saya pilih sudah terbaik. Setelahnya kami pun pamit dan diantar seorang petugas ke loket pembayaran untuk menyelesaikan administrasi.
Biaya USG 2 dimensi di RSIA Arafah Anwar Medika Sukodono menurut saya lebih mahal dibanding RS lainnya. Mungkin karena penjelasan dokter lebih lengkap ya. Total mengeluarkan uang 181 ribu dengan rincian:
- administrasi dan mendapat kartu pasien dan data MR (medical record) Rp 6.000,-
- USG 2 dimensi Rp 75.000,-
- bea dokter spesialis Rp 100.000,-
Tapi menurut info yang saya dapatkan di bagian administrasi, biaya untuk USG 4 Dimensi MURAH karena hanya Rp 235 ribu. Sayangnya yaaa itu tadi, si dedek tidak mau menunjukkan wajahnya. Tapi 'monas'nya terlihat via 2 dimensi, lumayan lah...
Demikian tempat pemeriksaan USG kandungan murah di Sidoarjoyang saya kunjungi. Nanti di usia kandungan 9 bulan, saya berencana USG di tempat lain. Jadi postingan ini pasti saya update. Ditunggu ya … Semoga berguna bagi calon ibu, terutama yang berdomisili di Kabupaten Sidoarjo seperti saya.
Ciaooo…
Salam manis,
Tha_
Usia kandungan saya sekarang sudah,9 bulan, mau usg lagi di klinik almira takut mahal, soalnya beberapa bulan yg lalu wktu usia kandungan saya 4.5 bulan saya usg di klinik almira, biaya nya mahal banget 420.000 untung saya bawa uang lebih,waktu itu mau bayar usg nya saja gk pakai vitamin nya, tapi udah terlanjur ya sudahlah,
BalasHapusJadi lahiran dimana? Penasaran.
BalasHapus